Menuju konten utama

Penyebab Munculnya Fenomena Halo Matahari di Yogyakarta Hari Ini

Fenomena halo ini adalah peristiwa biasa seperti halnya pelangi dan bukan pertanda bencana, seperti gempa atau lainnya.

Penyebab Munculnya Fenomena Halo Matahari di Yogyakarta Hari Ini
Ilustrasi. Fenomena halo matahari dengan latar depan patung Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani, di Medan, Sumatra Utara, Jumat (20/10/2017). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

tirto.id - Fenomena “halo” berupa bulatan cahaya seperti pelangi yang mengelilingi matahari terlihat di langit Yogyakarta hari ini, Selasa (10/4/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menjelaskan penyebabnya munculnya fenomena ini.

"'[Ini] Fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari ini karena ada pembiasan sinar matahari oleh awan tinggi," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono di Yogyakarta.

Menurut Djoko, awan yang membiaskan sinar matahari itu merupakan awan tipis cirrus yang berada pada ketinggian 6.000 meter dari permukaan bumi. Awan cirrus ini mempunyai partikel yang sangat dingin dan biasanya berwujud kristal es.

"Awan cirrus yang super dingin inilah yang membiaskan cahaya matahari sehingga membentuk seperti cincin yang melingkari matahari," kata Djoko.

Menurut dia, tidak semua orang bisa melihat fenomena itu. Untuk hari ini, Djoko menjelaskan, kemungkinan hanya sebagian masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang bisa menikmatinya.

Peristiwa munculnya fenomena halo yang terpantau pukul 10.00 WIB. Ia menerangkan fenomena ini adalah peristiwa biasa seperti halnya pelangi dan bukan pertanda bencana, seperti gempa atau lainnya.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik atau terpengaruh dengan mitos atau informasi yang bisa menyesatkan terkait fenomena itu.

"Biasanya kalau sudah beberapa saat setelah matahari bersinar dan memanaskan partikel air yang super dingin di awan cirrus, maka fenomena itu akan hilang," kata dia.

Fenomena halo jarang muncul di daerah tropis, namun di belahan bumi lain seperti di Eropa peristiwa itu sering terjadi. Halo, selain terjadi dalam bentuk lingkaran penuh dengan bagian pinggir berbingkai warna pelangi, juga bisa berwujud setengah lingkaran dengan pusat pada cahaya matahari.

Bila ingin melihat halo, warga diimbau untuk menggunakan alat guna melindungi kedua mata dari pancaran sinar matahari langsung.

Sementara itu, khusus bagi mereka yang ingin mengambil gambar halo dengan kamera SLR, sebaiknya tidak langsung membidik ke arah halo. Sebab, cahaya matahari akan masuk ke dalam lensa fokus dan dapat merusak retina mata.

Baca juga artikel terkait FENOMENA ALAM

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari