Menuju konten utama

Penyebab Mom Shaming dan Contoh Mom Shaming

Penyebab mom shaming salah satunya adalah rasa iri dan insecure dalam pola pengasuhan anak.

Penyebab Mom Shaming dan Contoh Mom Shaming
Ilustrasi Mom shaming. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Survei Menunjukkan, 88% Ibu Milenial dan Gen Z di Indonesia Pernah Mengalami Mom Shaming

Mom shaming adalah mengkritik atau mempermalukan seorang ibu atas pilihan cara asuhnya karena pilihannya berbeda dengan pilihan pelaku, seturut Urban Dictionary. Dampak mom shaming dapat memengaruhi kesehatan psikologi ibu dan tumbuh kembang anak.

Fenomena ini lazim terjadi di kalangan terdekat seperti keluarga, sahabat, teman, tetangga.

Beberapa contoh mom shaming yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Mengomentari ibu yang memberikan susu formula kepada anaknya sebagai tindakan salah.
  • Menyebut seorang ibu enggan repot mengurus anak karena menggunakan jasa babysitter.Membandingkan tumbuh kembang anak.
  • Mengomentari bentuk tubuh ibu dan bayi.

Dalam survei yang dilakukan BukaReview terhadap 208 ibu milenial, sebanyak 88 persen ibu pernah mengalami mom shaming. Lebih dari 90 persen ibu merasa mom shaming semakin marak terjadi.

Penyebab Mom Shaming dan Dampak Mom Shaming

Lalu apa sih penyebab mom shaming dilakukan oleh para ibu?

  • Ada ketidaksadaran terhadap dampak negatif mom shaming sehingga dianggap wajar.
  • Ada rasa insecure sehingga melampiaskan pada ibu lain.
  • Rasa iri terhadap pencapaian ibu lain.
  • Makin banyak ibu yang membagikan perkembangan anaknya di media sosial

Masih banyak ibu yang menganggap mom shaming sebagai hal lumrah. Padahal, kalimat tersebut bisa dianggap menyakitkan oleh ibu yang mendengarnya dan berdampak pada kesehatan mental ibu tersebut.

Korban mom shaming akan mengalami kecemasan berlebih dan tidak percaya diri terhadap kemampuannya dalam mengurus anak. Korban juga akan menyalahkan diri sendiri tentang pola asuh yang diambil, hingga menganggap dirinya tidak pantas disebut ibu.

“Ibu rentan merasa terisolir, merasa dirinya salah, dan tidak ada yang mendukungnya. Efek mom shaming bisa membekas lama, makanya harus cepat diatasi agar ibu tidak sampai depresi,” kata psikolog Vera Itabiliana, dalam rilis yang diterima Tirto, Selasa, (16/11/2021).

Mayoritas Pelaku Mom Shaming adalah Keluarga

Mom shaming tidak hanya dilontarkan sesama ibu, dari hasil survei BukaReview, mayoritas ibu menerima mom shaming dari anggota keluarga. Berikut persentasenya.

  • 38 persen dari saudara/anggota keluarga.
  • 18,5 persen dari orang tua.
  • 17 persen dari mertua.
  • 11 persen dari teman, rekan kerja.
  • 5,5 persen dari tetangga.
  • 1,6 persen dari suami

Lalu apa saja kritikan yang sering didapat para ibu?

  • Dikritik tentang cara mendidik atau disiplin anak.
  • Dikritik tentang cara merawat anak (memberi makan, memandikan, dll).
  • Dikritik tentang jenis nutrisi dan makanan anak.
  • Dikritik karena bekerja sehingga anak diurus daycare/babysitter/orang tua/saudara.
  • Dikritik tentang cara melahirkan caesar.
  • Dikritik tentang cara pemberian ASI atau susu formula.
  • Dikritik tentang cara menidurkan atau pola tidur.
  • Dikritik tentang perubahan fisik setelah melahirkan.

Baca juga artikel terkait MOM SHAMING atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Yantina Debora