Menuju konten utama

Penyebab Merapi Hari Ini Meletus & Jangkauan Hujan Abu di Magelang

Merapi meletus pada hari ini dengan tinggi kolom mencapai 3 ribu meter. Erupsi Merapi tersebut juga memicu hujan abu di kawasan Magelang.

Penyebab Merapi Hari Ini Meletus & Jangkauan Hujan Abu di Magelang
Seorang warga menikmati pemandangan Gunung Merapi di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (30/8/2019). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

tirto.id - Gunung Merapi hari ini meletus pada pukul 16.31 WIB. Menurut laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), erupsi pada Senin sore, 14 Oktober 2019 tersebut merupakan awan panas letusan.

Peristiwa awan panas letusan di Merapi itu terekam di seismogram berdurasi 270 detik dan amplitudo 75 mm. Erupsi Merapi hari ini memicu kemunculan kolom abu dengan tinggi sekitar 3000 meter dari puncak gunung api tersebut.

“Angin bertiup ke arah Barat Daya,” demikian laporan BPPTKG.

Sejumlah warga di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali mengaku mendengar suara dentuman saat erupsi Merapi itu terjadi.

"Asap dari puncak Merapi itu, meluncur ke atas sekitar 30 menit setelah dua kali mengeluarkan suara gemuruh," kata Tumar warga setempat, sebagaimana dilansir Antara.

"Saya melihat kepulan asap dari puncak Merapi kembali bersih atau menghilang setelah sekitar 40 menit kemudian dan kondisi kembali normal," tambah dia.

Sesuai penjelasan BPPTKG, erupsi Merapi hari ini disebabkan akumulasi gas vulkanik yang terlepas secara tiba-tiba. Ancaman bahaya dari kejadian ini sama seperti sebelumnya, yaitu awan panas letusan (APL) yang bersumber dari material kubah lava.

Hasil pemodelan menunjukkan, jika kubah lava Merapi saat ini runtuh, luncuran awan panas tidak melebihi radius 3 km dari puncak gunung tersebut. Volume kubah lava Merapi saat ini mencapai 468.000 meter kubik.

Peristiwa Awan Panas Letusan (APL) di Merapi pernah terjadi 22 September 2019. Saat itu, awan panas letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo 70 mm, durasi 125 detik.

Awan Panas Letusan merupakan istilah untuk menyebut luncuran awan panas yang didahului dengan letusan gas. Awan Panas Letusan terjadi saat material kubah lava runtuh akibat tekanan gas dari dalam. Tekanan muncul karena, seiring dengan terus adanya suplai magma, gas vulkanik diproduksi secara kontinyu.

Karena dinamika tekanan, gas dapat tersumbat dan terakumulasi di bawah kubah lava, serta terlepas secara tiba-tiba, dan kemudian mendobrak kubah lava sehingga runtuh menjadi awan panas.

Fenomena ini berbeda dengan awan panas guguran (APG) yang muncul karena runtuhnya material kubah lava baru secara gravitasional.

Wilayah Terpapar Hujan Abu Merapi

Erupsi Merapi yang terekam di seismogram dengan durasi 4 menit 30 detik pada 14 Oktober 2019 juga dilaporkan memicu hujan abu tipis di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, hujan abu terpantau di kawasan 6 kecamatan. Enam kecamatan di Kabupaten Magelang yang terpapar hujan abu Merapi tersebut adalah Srumbung, Dukun, Salam, Sawangan, Muntilan, dan Mungkid.

Edy memerinci abu vulkanik Merapi menyebar ke setidaknya belasan desa di enam kecamatan itu. Belasan desa itu adalah Ngargosoko, Mranggen, Srumbung, Sumber, Ngargomulyo, Kalibening, Ngadipuro dan Mangunsoko. Selain itu hujan abu terjadi di Desa Sucen, Jumoyo, Tamanagung, Muntilan, Bojog dan Pabelan.

Menurut Edy, BPBD Kabupaten Magelang membagikan masker kepada masyarakat di lokasi-lokasi hujan abu terjadi. Dia mengimbau masyarakat tidak panik dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

"Ada dua tim [dari] BPBD Kabupaten Magelang yang membagikan masker, masing-masing tim [bergerak] menggunakan mobil," kata Edy.

Hingga kini, status Gunung Merapi tetap Waspada (Level II). Area bahaya yang tidak boleh ada aktivitas manusia di sana masih dalam radius 3 km dari puncak Merapi. Warga dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Merapi. BPPTKG mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Merapi.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH