Menuju konten utama

Penyebab Kematian Sudan Badak Putih Utara Jantan Terakhir Dunia

Badak putih jantan itu mati setelah disuntik mati.

Penyebab Kematian Sudan Badak Putih Utara Jantan Terakhir Dunia
Seorang sipir menjaga Sudan, badak putih jantan terakhir yang masih ada, di Ol Pejeta Conservacy di taman nasional Laikipia, Kenya, Rabu (3/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner

tirto.id - Badak putih utara jantan terakhir di dunia bernama Sudan mati di usia 45 tahun karena kondisinya yang terus memburuk.

Kematian badak putih jantan itu terjadi setelah pihak Konservasi O1 Pejeta dan para pejabat satwa liar beserta pengasuhnya menyuntik mati atau euthanasia hewan langka tersebut pada Senin (19/3/2018).

Badak itu sebelumnya telah dirawat usai terkena komplikasi karena faktor usia, sehingga mempengaruhi otot dan tulangnya yang menyebabkan luka kulit.

Luka pada kaki belakang kanannya itu membuat badak menghabiskan waktu berbaring selama dua minggu dari akhir Februari hingga awal Maret 2018.

"Kondisinya memburuk secara signifikan dalam 24 jam terakhir, dia tidak mampu berdiri dan sangat menderita. Tim dokter hewan dari Kebun Binatang Dver Kralove, Ol Pejeta, dan Kenya Wildlife Service membuat keputusan untuk menidurkan dia," kata Ol Pejeta.

Sebelum tinggal di konservasi Ol Pejeta, Sudan pernah tinggal di Kebun Binatang Dver Kralove di Republik Ceko, sekitar 250 km di Utara Nairobi, tempat dia tinggal dengan dua betina terakhir dari spesies yang sama, yaitu Najin berusia 27 tahun dan Fatu 17 tahun.

Untuk melestarikan badak putih utara ini, Sudan pernah dimasukan ke dalam aplikasi kencan Tinder, berharap untuk mengumpulkan cukup uang guna membayar perawatan kesuburan sekitar Rp124 miliar. Namun, semua upaya untuk membuatnya kawin secara alami gagal.

Namun, Ol Pejeta mengaku telah mengumpulkan materi genetik Sudan yang dapat digunakan di masa depan untuk mencoba reproduksi badak putih utara. Para ilmuwan juga mencari cara untuk melakukan fertilisasi in vitro.

"Satu-satunya harapan untuk pelestarian subspesies ini sekarang terletak pada pengembangan teknik pemupukan in vitro menggunakan telur dari dua betina yang tersisa, yang menyimpan air mani badak putih utara dari jantan dan menggantikan perempuan badak putih selatan," kata mereka.

Sudan adalah badak putih utara jantan terakhir di dunia, kini hanya dua betina saja yang masih hidup di dunia. Sementara ada ribuan badak putih selatan yang masih berkeliaran di dataran sub-Sahara Afrika.

Salah satu yang mengurangi jumlah badak putih utara secara drastis adalah perburuan yang terjadi selama puluhan tahun.

Perburuan itu terjadi karena tanduk badak putih utara dapat dihargai sekitar Rp690 juta per kilonya, membuatnya lebih berharga daripada emas.

Baca juga artikel terkait BINATANG LANGKA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto