Menuju konten utama
Gempa Bumi Hari Ini

Penyebab Gempa Majene Hari Ini & Dampak Kerusakan pada 14 Jan 2021

Gempa Majene hari ini yang berkekuatan M5,9 dipicu oleh Sesar Naik Mamuju. Pada 1969, sesar ini pernah memicu gempa kuat dan tsunami.   

Penyebab Gempa Majene Hari Ini & Dampak Kerusakan pada 14 Jan 2021
Ilustrasi Gempa Bumi. FOTO/iStock

tirto.id - Gempa bumi hari ini mengguncang kawasan Majene, Mamuju dan sekitarnya, terutama di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, pada Kamis, 14 Januari 2021. Gempa dengan magnitudo 5,9 ini termasuk dangkal. Sebab, pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer, yang berlokasi di 4 kilometer arah barat laut Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (koordinat 2.99 LS 118.89 BT).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat jangkauan guncangan gempa kuat ini mencapai banyak daerah, yakni dengan skala MMI maksimal sampai IV-V, di sejumlah kawasan yang tersebar di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan bahkan Kalimantan Timur.

Daftar daerah yang tercatat menjadi tempat dirasakannya guncangan gempa bumi kuat pada hari ini tersebut adalah: Mamuju (IV MMI); Majene (III-IV MMI); Mamuju Utara (III-IV MMI); Mamuju Tengah (III-IV); Toraja (III); Mamasa (III); Pinrang (II-III); Pare-pare (II-III); Wajo (II-III). Lalu daerah lainnya adalah Polewali Mandar (IV-V MMI); Tanah Grogot (II-III); Balikpapan (II).

Skala MMI IV-V seperti guncangan di Polewali Mandar berarti getaran akibat gempa bumi dirasakan hampir semua penduduk, dan membuat banyak orang terbangun. Sementara IV MMI menunjukkan bahwa getaran dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah jika pada siang hari.

BMKG menginformasikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Berdasar lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini termasuk gempa bumi dangkal yang terjadi sebab aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Hingga Kamis (14/1/2021) pukul 14.00 WIB, BMKG mencatat sudah ada dua aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo maksimum M=4,9.

Pada hari yang sama, BMKG merekam kejadian gempa dengan Magnitudo 3,5 dan pusat berada di 40 kilometer arah barat laut Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Gempa yang berpusat di darat dengan kedalaman 10 Km tersebut terjadi pada pukul 15:35:14 WIB, atau tidak lama setelah gempa kuat mengguncang kawasan Majene, Mamuju, Polewali dan sekitarnya.

Penyebab Gempa Majene Hari Ini Menurut BMKG

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelasan gempa kuat M5,9 yang berpusat di daratan dekat Kabupaten Majene disebabkan oleh aktivitas Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).

"Sesar ini di lepas pantai sebagai fold-thrust-belt yang sangat aktif. Hal ini sesuai sengan analisis mekanisme sumber BMKG yang menunjukkan pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono lewat keterangan tertulisnya, tidak lama setelah gempa hari ini terjadi di Majene dan Mamuju.

Daryono menambahkan pusat gempa Majene hari ini sangat dekat dengan sumber gempa yang pernah memicu tsunami pada 23 Februari 1969 silam. Gempa yang terjadi puluhan tahun lalu itu tercatat berkekuatan M=6,9 dan pusatnya di kedalaman 13 kilometer.

Dalam catatan Daryono gempa pada tahun 1969 tersebut menyebabkan 64 jiwa meninggal, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah serta Masjid mengalami kerusakan. Dermaga pelabuhan pecah, kala itu. Gempa 1969 itu pun tercatat memicu tsunami setinggi 4 meter di Pelattoang serta 1,5 m di Parasanga dan Palili.

"Gempa Majene yang merusak hari ini [17 Januari 2021] dan gempa pemicu tsunami destruktif tahun 1969 sama-sama dibangkitkan oleh generator gempa yang sama, yaitu Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust)," kata Daryono.

Menurut Daryono, Sesar Naik Mamuju memiliki magnitudo tertarget hingga M7,0 dengan laju geser sesar 2 milimeter/tahun. Maka itu, dia menyimpulkan aktivitas Sesar Naik Mamuju memang perlu diwaspadai karena berpotensi membangunkan gempa kuat.

Dampak Gempa Majene 14 Januari 2021

Kembali mengutip keterangan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa Majene pada hari ini atau 14 Januari 2021 terpantau memicu kerusakan sejumlah rumah dan bangunan lainnya.

Daryono mengatakan: "Estimasi peta tingkat guncangan yang dipublikasikan BMKG akurat, sesaat setelah gempa dapat mengetimasi bahwa gempa ini merusak karena muncul warna kuning yang artinya guncangan gempa mencapai skala intensitas VI MMI yang berpotensi merusak."

Laporan dari lapangan yang diterima Daryono sampai Kamis sore (14/1/2021) memang menyebut terjadi kerusakan banyak rumah warga di Kabupaten Majene. Gempa hari ini juga menyebabkan dampak ikutan berupa runtuhnya bebatuan di tebing-tebing perbukitan.

Kerusakan akibat gempa Majene hari ini juga diinformasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menurut keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, pada Kamis sore, setidaknya terpantau terdapat 2 rumah warga Mamuju yang rusak akibat gempa tersebut.

Selain itu, satu unit barak Sabhara Polda Sulawesi Barat mengalami kerusakan. Di samping itu, 1 orang mengalami luka-luka. Data terkait laporan dampak kerusakan masih terus akan diperbarui.

"Beberapa BPBD masih melakukan pendataan terkait dampak gempa yang terjadi di darat sekitar 4 km barat laut Majene Sulawesi Barat," kata Raditya dalam keterangannya yang dirilis pada Kamis, sekitar pukul 17.29 WIB.

Raditya mengatakan, BPBD Kabupaten Majene melaporkan bahwa warga di daerahnya merasakan guncangan gempa kuat selama sekitar 3 detik. Sementara di Mamuju, guncangan kuat terasa 3-4 detik. Guncangan kuat selama 3 detik pun terasa di Polewali Mandar.

Mengutip laporan Antara, setelah gempa Majene hari ini terjadi pada Kamis siang, BPBD Kabupaten Mamuju mendirikan tenda darurat bagi pasien di halaman Rumah Sakit Mitra Manakarra.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Mamuju Ali Rachman menjelaskan pendirian tenda darurat tersebut dilakukan atas permintaan RS Manakkarra karena pasien di lantai 2 dan 3 masih trauma dan takut ada gempa susulan.

"Pihak rumah sakit meminta agar didirikan tenda sementara untuk merawat pasien dari lantai dua dan lantai tiga. Gempa tersebut membuat para pasien panik sehingga mereka keluar ke halaman rumah sakit untuk menyelamatkan diri," kata Ali.

Kepada Antara, seorang pasien yang sebelumnya dirawat di RS Mitra Manakarra, Kamaruddin (52) mengaku khawatir akan terjadi gempa susulan. Sebab, saat gempa kuat terjadi pada Kamis siang, Kamaruddin mengaku nyaris tertimpa plafon kamar rumah sakit tempatnya dirawat.

"Plafon kamar rumah sakit sempat ambruk dan nyaris menimpa saya," ujar Kamaruddin.

"Untungnya, ada keluarga pasien di sebelah saya yang menahan plafon itu sehingga saya berhasil selamat," tambah pasien yang sudah menjalani perawatan di RS selama 3 hari itu.

Seorang pasien lain, Nurmiati mengaku sempat ketakutan karena guncangan gempa pada Kamis siang sangat kuat. "Beberapa bangunan terlihat retak sehingga kami masih takut masuk ke dalam ruang perawatan," ujar Nurmiati.