Menuju konten utama

Penyebab Citayam Fashion Week Jangan Tiap Malam Menurut Wagub Riza

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Citayam Fashion Week (CFW) jangan dilakukan setiap malam di Dukuh Atas.

Penyebab Citayam Fashion Week Jangan Tiap Malam Menurut Wagub Riza
Petugas keamanan dari MRT sedang menertibkan masyarakat yang berkumpul depan pintu masuk MRT Dukuh Atas Jakarta Pusat, senin (4/7/2022). ANtara/Chairul Rohman

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Citayam Fashion Week (CFW) jangan dilakukan setiap malam di Dukuh Atas. Hal itu berkaitan dengan jam masuk sekolah untuk keesokan harinya, sehingga para peserta CFW tidak pulang larut malam.

Selain itu, Ahmad Riza Patria juga berjanji akan mencari alternatif untuk remaja melakukan peragaan busana untuk Citayam Fashion Week selain di Dukuh Atas agar tidak mengganggu pejalan kaki di penyeberangan jalan.

"'Zebra cross itu digunakan untuk menyeberang, tidak boleh untuk kegiatan lain. Tentu kami akan coba tempat yang terbaik untuk anak-anak kalau ingin terus melaksanakan 'fashion week' tersebut," kata Riza di Jakarta, seperti dikutip Antara pada Minggu (24/7/2022).

Menurut dia, ada beberapa opsi yang bisa dijadikan ajang mereka mengekspresikan kreativitas lebih luas misalnya di selasar selatan Balai Kota Jakarta.

Tak hanya itu, opsi lain bisa dilakukan di pusat perbelanjaan atau Taman Ismail Marzuki (TIM) seperti yang diusulkan anggota DPRD DKI.

Meski begitu, ia meminta agar aksi remaja itu memperhatikan ketertiban dan kebersihan. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa saat ini sudah mulai kegiatan belajar di sekolah dan tidak pulang larut malam.

Ahmad Riza Patria mengatakan, jika pulang malam, kapan para siswa akan belajar? Belum lagi, nanti para remaja yang masih berstatus siswa itu akan pulang larut malam, ketinggalan kereta hingga tertidur di trotoar seperti yang terjadi sebelumnya.

"Sekarang ini sudah mulai sekolah. Jadi, tolong jangan tiap malam 'fashion week'. Kalau tiap malam, nanti belajarnya kapan? Juga jangan sampai tengah malam, sampai ada yang tidak sempat pulang, ketinggalan kereta. Sempat tertidur di trotoar," katanya.

Meski mendapat dukungan, namun kegiatan para remaja yang dikenal dengan sebutan "Sudirman Citayam Bojonggede dan Depok" (SCBD) mendapat sorotan dari sejumlah pihak, salah satunya lembaga swadaya masyarakat.

Alasannya, kegiatan unjuk busana yang menggunakan penyeberangan jalan itu tidak sesuai peruntukan dan mengganggu pejalan kaki dan arus lalu lintas.

Aksi peragaan busana di penyeberangan jalan dan trotoar itu pun dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 131 dan 132.

Apa Itu Citayam Fashion Week?

Belakangan ini jagat sosial media diramaikan dengan hadirnya para remaja dari Citayam dan Bojonggede, Jawa Barat, dengan pakaian yang bisa dibilang unik dan nyentrik kemudian berkumpul di Kawasan BNI City Sudirman, Jakarta.

Cara berpakaian mereka cukup kreatif sesuai dengan gaya pribadi mereka dan tidak mempermasalahkan kehadirannya di ruang publik. Selain itu, gaya yang ditampilkan oleh para "ABG" asal Depok itu bisa disebut sebagai street fashion yang cukup unik.

Bahkan karena gaya berpakaiannya, sekelompok remaja ini sempat viral dengan sebutan ‘Citayam Fashion Week’ oleh warganet.

Setelah viral di media sosial, Citayam Fashion Week akhirnya menjadi sebuah sebutan untuk fenomena fesyen di wilayah Citayam tersebut.

Bahkan, beberapa tokoh yang dianggap mempopulerkan Citayam Fashion Week juga menjadi sorotan warganet, seperti Jeje, Bonge, hingga Roy.

Baca juga artikel terkait CITAYAM FASHION WEEK atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora