Menuju konten utama

Penyebab Bayi Susah Tidur dan Cara Mengatasinya

Apa saja penyebab bayi susah tidur dan bagaimana cara orang tua mengatasinya?

Penyebab Bayi Susah Tidur dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi bayi tidur. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Masalah tidur adalah salah satu masalah paling umum yang dihadapi orang tua dan anak-anaknya.

Bayi yang sering terbangun di malam sebenarnya hal yang sangat normal, terutama bagi bayi yang mengonsumsi ASI. Hal ini dikarenakan ASI lebih cepat dicerna daripada susu formula.

Laman whattoexpect.com memaparkan beberapa penyebab bayi terbangun atau sulit tidur di malam hari berdasarkan umurnya, yaitu:

A. Umur 0-3 bulan

Ilustrasi Bayi

Ilustrasi Bayi Baru Lahir. foto/istockphoto

Bayi baru lahir biasanya masih melakukan penyesuaian diri dengan pola tidur yang teratur. Umumnya, bayi akan tidur sekitar 14-17 jam dalam periode 24 jam, dan terbangun untuk makan baik siang maupun malam hari.

Ketika berumur 1-2 bulan, bayi juga akan tidur dalam jumlah yang sama. Sementara itu, bayi berumur 3 bulan membutuhkan 14-16 jam tidur dalam periode 24 jam.

Walaupun terlihat lama, waktu bayi tidur terasa singkat karena mereka sering tidur dalam waktu yang pendek dan terbangun cukup sering.

Hal ini dikarenakan pada umur tersebut bayi membutuhkan banyak asupan makan.

Pada fase 0-3 bulan, terdapat beberapa masalah umum tidur yang biasanya muncul pada bayi, antara lain:

  • Menolak tidur telentang
Sebenarnya bayi lebih merasa aman ketika tidur tengkurap. Namun hal ini sangat berisiko karena bayi dapat mengalami sudden infant death syndrome (SIDS).

Oleh karena itu, para ahli tetap menyarankan untuk menidurkan bayi dalam posisi telentang.

Apabila bayi tetap tidak mau tidur telentang, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan fisik lebih lanjut.

Kemungkinan besar penyebabnya adalah bayi tidak merasa aman tidur telentang. Untuk mengatasinya, orangtua dapat membedong bayi dan memberikan empeng pada waktu tidur.

Lakukan hal ini secara rutin maka bayi akan terbiasa tidur telentang.

  • Kacau dalam membedakan siang dan malam
Dalam hal ini, bayi yang nokturnal harus bisa menyesuaikannya sendiri.

Namun orangtua dapat melakukan beberapa cara agar bayi dapat membedakan antara siang dan malam, seperti membatasi tidur siang hanya 3 jam dan membuat perbedaan yang jelas antara siang dan malam.

Salah satu caranya menjaga kamar bayi tetap gelap ketika tidur siang dan mematikan televisi selama menyusui di malam hari.

  • Tidur gelisah karena sering menyusu hingga larut malam
Sebagian besar bayi berusia 2-3 bulan, terutama yang minum ASI, masih perlu mengisi perutnya setidaknya satu atau dua kali pada malam hari.

Walaupun memberikan dampak baik bagi beberapa bayi, makan terlalu sering tidak diperlukan bagi beberapa bayi lainnya.

Untuk mengatasinya, konsultasikan kepada dokter anak tentang seberapa sering bayi harus makan di malam hari.

Apabila dokter menganjurkan untuk mengurangi makan di malam hari, pastikan bayi mendapat cukup asupan makan di siang hari.

Lalu, pastikan untuk memberikan jeda di antara waktu makan malam.

B. Umur 4-5 bulan

Ilustrasi Bayi

Ilustrasi Bayi. FOTO/iStockphoto

Bayi berumur 4 bulan seharusnya tidur selama 12-16 jam per hari. Total waktu ini terbagi menjadi 2-3 kali waktu tidur di siang hari dengan masing-masing 3-6 jam, dan 9-11 jam di malam hari.

Sementara itu, bayi berumur 5 bulan tidur selama 10-11 jam dengan tidur 2-3 kali selama siang hari.

Beberapa masalah tidur pada bayi berumur 4-5 bulan antara lain:

  • Penyusutan waktu tidur
Bayi berumur 4 bulan biasanya sudah mengerti dengan orang-orang yang ia temui dan mainan-mainan yang menyerangkan.

Penemuan hal-hal baru tersebut biasanya membuat waktu tidur bayi semakin berkurang.

Walaupun tidak ada diagnosa resmi tentang fenomena ini, penyusutan waktu tidur pada bayi biasanya bersifat sementara.

Orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk mengembalikan waktu tidur bayi seperti membuat kebiasaan rutinitas bayi (mandi, menyusui, bercerita, menyanyikan lagu pengantar tidur dan sebagainya).

Selain itu, pastikan bayi cukup tidur di siang hari untuk mengganti waktu tidurnya yang hilang di malam hari. Hal ini dikarenakan bayi yang kelelahan akan lebih sulit tidur di malam hari

Setelah bayi menyesuaikan diri dengan kemampuan perkembangan barunya, pola tidur bayi akan kembali normal.

  • Mengubah rutinitas tidur siang membuat bayi dapat tertidur di malam hari
Saat bayi bertambah besar, mereka akan kurang tidur siang. Orangtua dapat melanjutkan jadwal tidur ini jika bayi tampak senang dan dapat tidur nyenyak di malam hari.

Tetapi jika bayi kurang tidur siang dan menjadi lebih rewel atau sulit tidur di malam hari, bayi mungkin terlalu lelah dan membutuhkan dorongan untuk tidur siang.

Orang tua dapat mencoba rutinitas waktu tidur yang singkat sebelum tidur siang (dengan memutar beberapa musik yang tenang, melakukan pemijatan, atau cerita).

Walaupun mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri, lama kelamaan bayi akan terbiasa.

C. Umur 6 bulan

Ilustrasi Bayi Minum Susu

Ilustrasi Bayi Minum Susu. FOTO/iStockphoto

Pada usia 6 bulan, bayi harus tidur 10-11 jam di malam hari dan tidur siang dua atau tiga kali.

Sementara pada usia 9 bulan, bayi akan mulai tidur lebih lama di malam hari sekitar 10 hingga 12 jam dan hanya tidur dua kali di siang hari.

Sekitar 12 bulan, bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda siap untuk tidur siang yang panjang. (meskipun untuk kebanyakan bayi, hal ini terjadi ketika bayi berumur sekitar 14 hingga 16 bulan)

Walaupun sudah mampu untuk tidur sepanjang malam, beberapa hal tetap dapat mengganggu waktu tidurnya, antara lain:

  • Tidak dapat tidur sendiri
American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan orangtua untuk tidur di ruang yang sama (bukan di tempat tidur yang sama) dengan bayi paling tidak sampai berumur 6-12 bulan.

Walaupun demikian, bayi perlu mempelajari keterampilan untuk tidur sendiri. Apabila pada usia ini bayi masih harus diberi makan atau diguncang perlahan sebelum tidur, orang tua dapat menerapkan pelatihan tidur.

Orangtua dapat mengubah rutinitas sebelum tidur, misalnya, jika bayi bergantung pada botol atau ASI untuk tidur, jadwalkan pemberian makan terakhir 30 menit sebelum waktu tidur.

Kemudian, saat dia mengantuk tetapi tidak tertidur, tempatkan bayi di tempat tidurnya. Walaupun pada awalnya bayi akan rewel, lama kelamaan ia dapat tidur dengan sendirinya.

  • Tidur gelisah karena sering makan larut malam
Pada saat banyak bayi berusia 6 bulan, mereka tidak lagi membutuhkan makan di tengah malam.

Jadi, jika bayi Anda tidak tidur tanpa disusui dan diayunkan terlebih dahulu, atau dia masih terbangun beberapa kali sepanjang malam dan tidak mau kembali tidur, ia akan memiliki pemikiran bahwa menangis akan membuat orangtua menggendongnya.

Orang tua dapat menerapkan pelatihan tidur agar si kecil dapat mempelajari cara menenangkan diri sehingga ia dapat kembali tidur dengan sendirinya.

  • Terbangun terlalu awal
Bagi bayi berusia 6 bulan yang bangun terlalu pagi, orangtua dapat melakukan beberapa cara yaitu menyesuaikan jadwal tidur siangnya, bereksperimen dengan waktu tidur yang berbeda, dan membuat kamarnya lebih terang dan kedap suara.

Sebagian besar penyebab bayi tidak tidur adalah hal-hal sementara yang tidak perlu dikhawatirkan.

Laman med.umich.edu menambahkan beberapa penyebab lain bayi sulit tidur, yaitu:

1. Kurang tidur

2. Terbangun di malam hari, yang disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  • Prematur atau mengalami komplikasi selama persalinan.
  • Memiliki temperamen yang sulit.
  • Tidur di tempat tidur orang tua (co-sleep).
  • Hidup dalam keluarga yang sedang stres.
  • Punya ibu yang depresi.
Namun, apabila bayi terbangun secara sering dan terus menerus maka hal tersebut dapat menandakan beberapa penyebab lain yang harus dikonsultasikan dengan dokter, di antaranya:

  • Piyama yang tidak nyaman atau label yang menggores.
  • Alergi atau sensitif terhadap makanan tertentu.
  • Refluks gastroesofagus (GER).
  • Alergen di udara.
  • Sakit perut.
  • Nyeri, seperti sakit telinga, nyeri akibat gas di perut.
  • Gatal akibat cacing kremi.
  • Infeksi saluran kemih
  • Ketidaknyamanan seperti kepanasan, kedinginan, haus, lapar atau tempat tidur basah.
  • Sudah waktunya bangun.
  • Berada dalam fase tidur ringan sehingga hal-hal seperti kebisingan dapat membuat anak terjaga sepenuhnya.
3. Parasomnia (gangguan tidur berupa gerakan, perilaku, emosi, persepsi, atau mimpi yang tidak normal), penyebabnya:

  • Gangguan Gerakan Tungkai Berkala (PLMD) atau Nocturnal Myoclonus.
  • Sindrom Kaki Gelisah (Restless Legs Syndrome).
  • Menggeretakkan Gigi (Bruxism).
  • Teror Malam (night terror) dan Mimpi Buruk.
  • Berjalan dalam tidur (sleep walking)
  • Mengompol.
4. Apnea tidur (sleep apnea)

Apnea tidur adalah gangguan tidur yang diakibatkan terhentinya napas seseorang secara sementara selama beberapa kali.

Penyebab umum dari apnea tidur adalah pembesaran amandel atau kelenjar gondok yang menyumbat saluran napas bagian atas.

Jika mencurigai anak Anda menderita apnea tidur, kunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Frizka Amalia Purnama

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Frizka Amalia Purnama
Penulis: Frizka Amalia Purnama
Editor: Dhita Koesno