Menuju konten utama

Penutupan Sementara JPO Senayan dan Polda Dinilai Rugikan Penumpang

Penutupan sementara JPO Senayan bakal memengaruhi kenyamanan masyarakat.

Penutupan Sementara JPO Senayan dan Polda Dinilai Rugikan Penumpang
Ilustrasi jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jakarta). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menolak keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang hendak menutup sementara jembatan penyeberangan orang (JPO) di Halte Trans Jakarta Bundaran Senayan dan Polda.

Menurut Country Director ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto, keputusan tersebut jelas bakal memengaruhi kenyamanan masyarakat. Pasalnya, akses penyeberangan hanya akan bisa dilakukan melalui pelican crossing yang disediakan di sisi selatan Halte Trans Jakarta Gelora Bung Karno.

“Jika ada disrupsi besar seperti penutupan halte ini, penumpang dipaksa berjalan lebih jauh dan berdesak-desakan di satu halte,” kata Yoga dalam surat resminya yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis (1/11/2018).

Yoga menilai pergerakan penumpang yang selama ini terdistribusi ke tiga halte di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat hanya akan jadi terkonsentrasi di Halte Gelora Bung Karno. Ia pun menilai proses revitalisasi JPO bisa berdampak langsung kepada ribuan penumpang yang sehari-harinya menggunakan Trans Jakarta.

Berdasarkan data yang dihimpun ITDP Indonesia, Halte Bundaran Senayan setiap harinya dilewati oleh sekitar 7.257 penumpang. Sedangkan untuk Halte Gelora Bung Karno dilewati 12.066 penumpang dan Halte Polda dilewati 2.886 penumpang per hari. Data tersebut diperoleh ITDP Indonesia dengan mengacu pada jumlah penumpang yang melakukan tap-in dan tap-out hingga 4 Oktober 2018.

“Oleh karena itu, besar kemungkinan penumpang malah akan beralih ke kendaraan pribadi atau angkutan daring jika ada penutupan halte,” tulis Yoga.

Lebih lanjut, Yoga menilai kebijakan yang diambil pemerintah saat ini tidak memberi manfaat kepada pengguna angkutan umum. Ia menyebutkan rencana penutupan JPO karena hendak direvitalisasi itu malah mengganggu pola perjalanan yang selama ini sudah terbentuk di tengah masyarakat.

“Kami merekomendasikan halte tetap dapat berfungsi melayani penumpang dengan menggunakan zebra cross dan pelican crossing sebagai akses keluar-masuk halte selama proses pembangunan JPO, seperti di Bundaran HI, Halte Sarinah, dan Halte Bank Indonesia,” jelas Yoga.

Pemerintah provinsi sendiri memang telah berencana untuk mengalihkan akses penyeberangan bagi pelanggan Trans Jakarta selama JPO di Halte Polda, Halte Gelora Bung Karno, dan Halte Bundaran Senayan direvitalisasi. Menurut rencana, proses revitalisasi JPO bakal berlangsung mulai dari 1 November hingga 31 Desember 2018 mendatang.

Baca juga artikel terkait JPO atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora