Menuju konten utama

Penutupan Gerai Lotus: Manajemen Antisipasi Pengunjung Membludak

Mengantisipasi antrean yang membludak karena diskon, manajemen Lotus menerapkan sistem baru.

Penutupan Gerai Lotus: Manajemen Antisipasi Pengunjung Membludak
Sejumlah calon pembeli berdiri mengantre di depan pintu masuk pusat perbelanjaan Lotus untuk berbelanja barang dengan potongan harga di Jalan K.H. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017). ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf

tirto.id - PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) mulai memberlakukan diskon atau potongan harga berkisar 20-80 persen setelah pihaknya memutuskan akan menutup tiga gerai Lotus Department Store yang berada di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi mulai akhir Oktober ini.

Dalam pantauan Tirto pada Kamis (26/10/2017) sekitar pukul 12:00 WIB, antrean pengunjung di toko ritel Lotus Department Store cabang Thamrin, Jakarta Pusat semakin memanjang diperkirakan mencapai 5-10 meter dan terdiri dari 4-5 baris yang tidak beraturan.

Para pengunjungnya pun beragam. Mayoritas adalah para pekerja kantoran yang bekerja di sekitar Thamrin. Mereka berbaur dengan anak-anak muda dan ibu-ibu yang berburu diskon.

Beberapa pengunjung bahkan mengaku telah tiba di lokasi sejak pukul 09.00. Alasannya tak lain karena Lotus Department Store biasa beroperasi mulai pukul 10.00. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Aksal.

Kepada Tirto, Aksal mengatakan sengaja datang sejak pukul 09:00 WIB karena memang mengincar sepatu yang didiskon. “Di dalam kan ada toko Sports Station, karena jarang-jarang juga Sports Station kasih diskon, jadi dibela-belain datang ke sini sejak pagi,” kata Aksal, Kamis siang.

Baca juga:

Pihak manajemen Lotus cabang Thamrin sendiri, hari ini membuka toko lebih siang daripada biasanya. Selain jam buka yang berubah, salah satu petugas keamanan yang mengaku bernama Mulyati menyatakan, jika keputusan ini diambil karena pihak manajemen dan keamanan telah mengevaluasi pelaksanaan program diskon pada Rabu (25/10/2017) kemarin.

Mulyati mengatakan, sistem antrean seperti yang diterapkan sekarang baru dilakukan hari ini. “Kemarin semua pengunjung dibebaskan untuk keluar masuk toko. Tapi ternyata di dalam malah tidak kondusif, sampai ada kaca yang pecah, jadi sekarang dibuat antrean seperti ini,” kata Mulyati.

Selain adanya kerusakan kecil dan kekacauan, jam beroperasi Lotus yang dibuka sejak pukul 10.00 dipangkas hanya sampai pukul 18.00 saja. Situasi di Lotus pada hari ini diakui Mulyati relatif membaik. Hingga lebih kurang satu jam sejak Lotus dibuka, Mulyati mengklaim kondisi lebih kondusif dan petugas keamanan tidak merasa kewalahan.

Salah seorang pengunjung bernama Rini yang berasal dari Condet, Jakarta Timur juga mengaku sudah tiba di lokasi sejak pukul 09.00. Karena ternyata toko buka lebih siang, maka Rini sempat meninggalkan lokasi dan baru kembali lagi sekitar pukul 11.30.

“Tahunya sudah ramai sekali. Antrenya pun melelahkan, karena seenggaknya ada tiga kali berhenti. Mulai dari antrean menuju pintu masuk, lalu antrean untuk naik eskalator, dan antrean masuk ke Sports Station,” kata Rini.

Namun, tidak sedikit pengunjung yang memutuskan batal masuk ke Lotus karena beberapa hal. Salah satunya seperti yang dialami Filani. Pegawai swasta yang bekerja di bidang agensi ini menyerah karena mengaku tidak sanggup mengantre.

“Akhirnya balik aja, karena ini kan masih jam makan siang, dan belum makan siang juga. Enggak menyangka antrenya seperti ini. Jadi mungkin ke sini lagi saja besok,” ucap Filani.

Baca juga:

Di tengah padatnya pengunjung, Tirto menemui salah seorang petugas kepolisian bernama Bajuri. Menurut Bajuri, dirinya memang bertugas di daerah Sabang, Jakarta Pusat dan diminta pihak manajemen Lotus untuk mengamankan.

“Karena banyak orang kan di sini. Jadi sebenarnya lebih berjaga saja, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi sejauh ini masih aman,” kata Bajuri.

Lebih lanjut, Bajuri mengaku sistem antrean yang diterapkan pada hari ini memang relatif membuat kondisi lebih bisa dikendalikan. Bajuri pun mendukung langkah yang dilakukan manajemen dengan membuat sistem antrean dan membatasi setiap pengunjung hanya bisa berbelanja selama lebih kurang 15 menit.

Akan tetapi, sistem antrean yang dinilai pihak manajemen dan keamanan membuat lebih rapi tidak dirasakan para pengunjung. Salah seorang pengunjung bernama Emi mengaku kecewa karena kondisi di dalam toko tidak sebanding dengan usahanya mengantre yang memakan waktu hampir 1 jam lamanya.

“Dari harganya juga nggak yang murah banget. Pokoknya nggak sebanding dengan antrenya,” ucap Emi ketika ditemui saat keluar dari toko.

Baca juga:

Alasan MAP Menutup Lotus dan Debenhams

PT Mitra Adiperkasa Tbk tidak hanya menutup Lotus, tetapi juga berencana menghentikan secara total operasional toko ritel Debenhams di Senayan City, Jakarta. Sebelumnya, MAP selaku pihak pengelola secara bertahap telah menutup gerai Debenhams di Supermall Karawaci, Tangerang, dan Kemang Village, Jakarta.

Head of Corporate Communication MAP, Fetty Kwartati mengatakan, MAP kini sedang melakukan konsolidasi bisnis department store mereka. Emiten berkode saham MAPI itu lebih memilih untuk fokus pada gerai department store mereka yang lain, yakni SOGO, SEIBU, dan Galeries Lafayette.

“Di berbagai belahan dunia, generasi milenial telah menjauh dari department store, dan mereka lebih memilih untuk belanja di toko-toko khusus. Tak terkecuali di Indonesia,” kata Fetty melalui siaran persnya, Rabu (25/10/2017).

Dengan adanya penutupan sejumlah gerai ritelnya, Fetty mengklaim MAP akan lebih banyak berinvestasi untuk lini bisnis mereka yang lain. Di antaranya toko-toko bermerk seperti Adidas, Converse, serta Payless, maupun toko-tokonya yang bergerak di sektor makanan dan minuman, seperti Starbucks, Domino’s Pizza, maupun Burger King.

Fetty mengindikasikan penutupan gerai Lotus yang disusul Debenhams ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Rencana penghentian operasional itu disebutkannya telah melalui sejumlah pengkajian strategis dan juga sempat disampaikan saat paparan publik pada Juni 2017 lalu.

Menyadari tumbuhnya industri bisnis berbasis digital (e-commerce) secara signifikan saat ini, Fetty mengungkapkan kalau MAP tengah berupaya menyesuaikannya.

“Menanggapi fenomena ini, MAP telah merilis gerai online yang diberi nama MAPeMall. Secara intens, kami akan mengembangkan bisnis O2O (Online to offline) kami sebagai bagian dari visi perusahaan untuk menjadi peritel omni-channel terdepan di Asia,” jelas Fetty.

Baca juga artikel terkait LOTUS atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz