Menuju konten utama

Pentingnya Vaksin MR dalam Cegah Katarak, Tuli, Hingga Bayi Cacat

Imunisasi vaksin MR penting sebagai pencegahan penularan campak dan rubella karena kedua penyakit tersebut belum dapat diobati secara menyeluruh

Pentingnya Vaksin MR dalam Cegah Katarak, Tuli, Hingga Bayi Cacat
Warga membaca brosur tentang penyakit campak dan rubella saat kampanye pencegahan dan pentingnya imunasasi oleh Dinas Kesehatan di Aceh Besar, Aceh, Rabu (25/7/2018). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

tirto.id - Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Soedjatmiko Sp.A(K) menjelaskan virus rubella yang menginfeksi ibu hamil pada awal masa kandungan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

Oleh karena itu, lanjutnya, imunisasi vaksin MR penting sebagai pencegahan penularan campak dan rubella karena kedua penyakit tersebut belum dapat diobati secara menyeluruh melainkan hanya bersifat suportif.

"Vaksin campak itu untuk melindungi anak dari penyakit campak. Campak pada anak berbahaya bisa menyebabkan diare, ensefalitis (radang otak), kebutaan, gizi buruk hingga kematian. Tapi kalau imunisasi rubella pada anak untuk memutus mata rantai virus supaya tidak tertular pada ibu hamil," kata Soedjatmiko.

Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Namun yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek kepada janin apabila rubella menyerang pada wanita hamil trimester pertama.

Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukkan 70 persen kasus rubella terjadi pada kelompok usia di bawah 15 tahun.

Infeksi rubella selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, atau sindrom rubella konegnital (Congenital Rubella Syndroma/CRS) pada bayi yang dilahirkan. CRS biasanya bermanifestasi sebagai penyakit jantung bawaan, katarak, microcephaly (kepala kecil), dan tuli.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, sejak tahun 2010 sampai 2015 diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak dan 30.463 kasus rubella. Jumlah ini diperkirakan masih lebih rendah dibanding angka sebenarnya di lapangan mengingat masih banyaknya kasus tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan swasta serta kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah.

Baca juga artikel terkait SERTIFIKASI HALAL

tirto.id - Kesehatan
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani