Menuju konten utama

Pentingnya Aktivitas Luar Ruangan Cegah Mata Minus pada Remaja

Vitamin D yang didapat dari sinar matahari berperan penting dalam pembentukan kolagen untuk sklera.

Pentingnya Aktivitas Luar Ruangan Cegah Mata Minus pada Remaja
Petugas memeriksa mata siswa SD saat pemeriksaan dan pembagian kacamata gratis, di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/1/2018). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Aktivitas luar ruangan atau outdoor activity seperti berjalan kaki dan berolahraga dapat mengurangi kemungkinan miopia atau rabun jauh pada remaja.

Miopia atau rabun jauh merupakan suatu kondisi di mana cahaya yang memasuki mata terfokus di depan retina sehingga membuat objek yang jauh terlihat kabur.

Menurut data World Health Organization (WHO), miopia paling sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki, dengan perbandingan perempuan terhadap laki-laki 1,4 : 1.

Dilansir dari laman National Center for Biotechnology Information (NCBI), orang Asia Timur memiliki prevalensi miopia tertinggi mencapai 80 persen pada usia 18 tahun. Sebaliknya, prevalensi miopia terendah pada remaja akhir adalah pada anak-anak kulit hitam di Afrika (5,5 persen dari anak usia 15 tahun).

Berdasarkan derajat beratnya, miopia dibagi dalam tiga kriteria yaitu ringan, sedang, dan berat. Miopia sendiri bersifat progresif pada masa anak-anak dan cenderung stabil ketika mereka mencapai usia 20 tahun atau akhir remaja.

Tertulis dalam penelitian milik Anisa Sofiani dan Yunita Dyah Puspita Santik 2015, berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Miopia pada Remaja, kurangnya intensitas berolahraga mempunyai peluang mempercepat peningkatan derajat miopia remaja sebanyak 17,5 kali (dengan pembulatan) dibandingkan dengan remaja yang rajin berolahraga di luar ruangan.

Masih dalam tulisan Anisa dan Santik, remaja yang kurang menyempatkan diri untuk berjalan kaki akan mengalami peningkatan dioptri miopia sebesar 0,17 kali.

Vitamin D yang didapat dari sinar matahari ketika melakukan aktivitas luar ruangan memiliki peran dalam pembentukan kolagen yang merupakan komponen utama sklera.

Hasil penelitian ini dikatakan sesuai dengan teori David A. Goss yang mengatakan faktor utama miopia adalah peningkatan panjang aksial bola mata akibat penurunan kuantitas dan perubahan karakteristik anatomi jaringan kolagen sklera.

Hal ini disebabkan kurangnya nutrisi maupun vitamin pembangun jaringan yang merupakan dopamin ketika distimulasi oleh cahaya terang di luar ruangan dapat menginhibisi pertumbuhan aksial bola mata.

Selain sering melakukan olahraga luar ruangan seperti berjalan kaki, untuk membantu mencegah miopia, Anda juga harus memperhatikan hal berikut:

  1. Duduk dengan benar. Jarak buku minimal 30 cm dari mata dan harus dibaca sembari duduk alih-alih berbaring.
  2. Jauhkan mata dari layar televisi atau komputer dengan jarak minimal 2 meter.
  3. Pastikan kamar Anda memiliki penerangan yang baik sehingga tidak terlalu silau atau terlalu gelap dan menyebabkan minus mata.
  4. Batasi untuk tidak menonton TV dan menggunakan komputer terlalu lama juga merupakan cara untuk mencegah penyakit rabun jauh.
  5. Istirahatkan mata selama sekitar 30 menit setelah membaca atau menonton televisi.
  6. Melakukan pemeriksaan mata rutin sehingga dapat mendeteksi penyakit mata pada anak tepat waktu dan melakukan pencegahan dan pengobatan tepat waktu.
  7. Jika ternyata telah menderita rabun jauh, Anda harus memesankan kacamata dengan resep yang tepat di bawah bimbingan dokter agar kondisi tidak memburuk.

Baca juga artikel terkait MATA MINUS atau tulisan lainnya dari Nuraini Ika

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nuraini Ika
Editor: Dipna Videlia Putsanra