Menuju konten utama

Penjualan Anjlok Karena Perang Dagang, Caterpillar PHK 120 Karyawan

Caterpillar Inc (CAT.N) melakukan PHK terhadap 120 pekerja kontrak di salah satu pabriknya di Victoria, Texas.

Penjualan Anjlok Karena Perang Dagang, Caterpillar PHK 120 Karyawan
Ilustrasi perang dagang antara US dengan China. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Caterpillar Inc (CAT.N), produsen alat berat terbesar di dunia, melakukan PHK terhadap 120 pekerja kontrak di salah satu pabriknya di Victoria, Texas.

PHK di pabrik ekskavator hidrolik terjadi pada 1 November, menyusul keputusan perusahaan untuk memangkas produksi usai jatuhnya penjualan karena meningkatnya eskalasi perang dagang Presiden AS Donald Trump dengan Cina.

Dikutip dari Reuters, juru bicara Caterpillar, Kate Kenny menyampaikan bahwa keputusan tersebut juga mempertimbangkan kondisi pasar.

Pada Oktober lalu, pihak perusahaan menyampaikan tengah mengambil langkah untuk memangkas produksi setelah penjualan turun di semua segmen produk dan di sebagian besar wilayah, pada kuartal IV 2019.

Penjualan di Asia-Pasifik, pasar terbesar ketiga Catepillar, turun 13 persen karena penurunan permintaan di Cina dan persaingan dari saingan domestik yang memangkas harga. Sementara pendapatan di pasar negara maju di Amerika Utara turun hampir 3 persen.

Pabrik yang berbasis di Illinois itu menyebut ketegangan perdagangan, yang membuat pelanggan waspada terhadap komitmen untuk pengeluaran modal besar, telah memukul laba kuartalan dan memaksa pemotongan dalam prospek laba setahun penuh.

Perusahaan berharap ketidakpastian untuk menghasilkan penjualan yang lebih rendah tahun ini.

Kenny tak menyebut apakah pengurangan produksi akan menyebabkan pengurangan tenaga kerja di fasilitas lain. Yang jelas, ujarnya, Caterpillar mengambil "berbagai tindakan di fasilitas globalnya untuk menyelaraskan produksi dengan permintaan."

Caterpillar, penentu arah industri dan proksi untuk kegiatan ekonomi global, diuntungkan pada tahun lalu dari pertumbuhan global terkuat sejak 2010. Namun, perang tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, termasuk China, telah melemahkan kepercayaan bisnis dan melemahkan ekonomi global.

Bulan lalu, IMF memperingatkan bahwa perang perdagangan AS-China akan memangkas pertumbuhan global 2019 ke laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008-2009, bahkan makin gelap jika ketegangan perdagangan tetap tidak terselesaikan.

Henry Guajardo, dari Workforce Solutions—biro pengembangan tenaga kerja lokal yang didanai negara—mengatakan bahwa karyawan yang terkena dampak adalah semua pekerja produksi.

Sejak Caterpillar memberi tahu agensinya tentang PHK di fasilitas Victoria, kata Guajardo, puluhan pekerja telah datang ke kantornya mencari bantuan dalam mengamankan mata pencaharian.

Pabrikan lain juga melepaskan pekerja, dengan alasan lemahnya permintaan. Bulan lalu, pembuat peralatan pertanian Deere & Co (DEN) mengumumkan PHK tidak pasti untuk 163 pekerja manufaktur.

Pada bulan September, analis di Moody's Analytics memperkirakan perang dagang telah menelan biaya hampir 300.000 pekerjaan di Amerika Serikat.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Hendra Friana
Editor: Gilang Ramadhan