Menuju konten utama

Penjelasan Zulhas Soal Bansos Bikin Harga Telur Mahal

Kelangkaan terjadi karena masyarakat yang menerima bantuan sosial dari Kemensos membelanjakan sembako, salah satunya telur.

Penjelasan Zulhas Soal Bansos Bikin Harga Telur Mahal
Pekerja mengumpulkan telur ayam ras di peternakan Badan Layanan Usaha Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Ternak Non Ruminansia (BLUD UPTD BTNR) Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/1/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/tom.

tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluruskan kabar bahwa kelangkaan telur terjadi akibat bansos. Ia menerangkan, kelangkaan terjadi karena masyarakat yang menerima bantuan sosial dari Kemensos membelanjakan sembako, salah satunya telur.

"Memang bukan Ibu Risma (Menteri Sosial), tapi Bu Risma memberikan bantuan ke daerah-daerah itu. Nah daerah-daerah itu uangnya itu dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako. Hanya waktu 5 hari salah satu isinya telur," Kata pria yang karib disapa Zulhas di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Zulhas menambahkan, penyaluran bansos dilakukan dalam tiga bulan sekaligus. "Ini dirapel 3 bulan uangnya agak banyak. Jadi ada permintaan 5 hari mendadak, pasar kurang suplainya. Biasa suplai kalau kurang dikit, kaget harga naik," jelasnya.

Zulhas pun mengaku sudah ada beberapa langkah yang diambil. Ia sudah bertemu dengan pengusaha telur Indonesia dan memetakan masalah kenaikan harga telur.

Dalam pertemuan tersebut diketahui bahwa permintaan tinggi telur membuat peternak kesulitan memenuhi permintaan pasar. Harga telur idealnya berada di angka Rp27.000 hingga Rp28.000 sehingga bisa membawa keuntungan bagi peternak telur.

Ia juga mengingatkan bahwa peternak telur sempat merugi pada 2021 akibat harga telur hanya Rp14.000 per kilogram. Kejadian tersebut membuat peternak telur memotong ayam mereka.

Meski demikian, Zulhas optimistis harga telur akan kembali normal dalam 2 minggu ke depan. "Mudah-mudahan paling lambat 2 minggu sudah normal telur ayam," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan klarifikasi soal pengaruh penyaluran bantuan sosial reguler dalam Program Bantuan Pangan Non-Tunai atau Kartu Sembako terhadap kenaikan harga telur.

Ia mengatakan, Kementerian Sosial menyalurkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) senilai Rp200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai, bukan telur.

"Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya," katanya dikutip Antara, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Keluarga penerima manfaat, menurutnya, bisa menggunakan bantuan dana tersebut untuk membeli bahan pangan pokok, termasuk membeli telur.

"Enggak ada kita menyiapkan (telur). Bagaimana caranya sekian juta orang kali. Taruh lah satu orang satu kilo saja, 10 juta kilo. Bagaimana dengan 18 juta orang?" katanya.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR NAIK atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang