Menuju konten utama

Penjelasan Satgas soal Varian Mu yang WHO Sebut Potensi Kebal Imun

Varian baru virus corona B.1.621 atau varian Mu ditemukan di Amerika Selatan dan sejumlah negara Eropa.

Penjelasan Satgas soal Varian Mu yang WHO Sebut Potensi Kebal Imun
Warga melintasi mural edukasi pencegahan COVID-19 berbahasa Sunda di Pandeglang, Banten, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas//foc.

tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memberikan penjelasan mengenai penyebaran varian baru virus corona B.1.621 atau Mu. Varian itu kata dia ditemukan di Amerika Selatan dan sejumlah negara Eropa.

“Sejak 31 Agustus lalu varian B.1.621 yang pertama kali ditemukan di Kolombia ini telah ditetapkan menjadi tambahan varian yang masuk dalam kategori variant of interest (VOI),” kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan melalui YouTube, Kamis (2/9/2021).

Status sebagai VOI ini kata Wiku diberikan kepada varian yang sedang diamati untuk dapat memberikan kesimpulan bahwa varian ini bersifat infeksius daripada varian originalnya atau tidak.

Meskipun saat ini menurut Wiku penularan COVID-19 di Indonesia cenderung melandai, namun pengawasan terhadap mobilitas untuk mengantisipasi masuknya varian baru tetap dilakukan.

“Walapupun saat ini cenderung normal dan pembukaan beberapa sektor secara gradual dilakukan. Pemerintah terus berupaya mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian,” ujar Wiku.

World Health Organization (WHO) secara resmi memasukkan varian Mu ke dalam kategori VOI per 30 Agustus 2021. Varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 itu statusnya sebagai VOI sama dengan varian Eta; Iota; Kappa; dan Lambda.

Dalam laporan mingguan yang dipublikasikan 31 Agustus 2021, WHO memaparkan bahwa varian ini termasuk silsilah keturunan Pango B.1.621.1. Varian ini dikenal sebagai 21H

“Varian MU memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial kebal imun. Data awal yang disajikan kepada Kelompok Kerja Evolusi Virus menunjukkan penurunan kapasitas netralisasi serum penyembuhan dan vaksin mirip dengan yang terlihat untuk varian Beta, tetapi ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian lebih lanjut,” tulis WHO di situsnya.

Sejak identifikasi pertamanya di Kolombia WHO menyatakan ada beberapa laporan sporadis tentang kasus varian Mu dan beberapa wabah yang lebih besar telah dilaporkan dari negara lain di Amerika Selatan dan di Eropa.

Pada 29 Agustus, dari 4.500 sekuen yang diperiksa terdapat 3.794 sekuen teridentifikasi B.1.621 dan 856 sekuen B.1.621.1. Meskipun prevalensi global varian Mu di antara kasus telah menurun dan saat ini di bawah 0,1 persen, tetapi prevalensi terus meningkat di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen).

Baca juga artikel terkait MUTASI VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto