Menuju konten utama

Penjelasan Pratikno Soal Alasan Jokowi Tambah Kursi Wakil Menteri

Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno penambahan kursi wakil menteri di tiap kementerian dan lembaga karena ada alasan spesifik.

Penjelasan Pratikno Soal Alasan Jokowi Tambah Kursi Wakil Menteri
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Menteri Sekretaris Negara Pratikno angkat bicara soal pemerintah yang terus menambah kursi wakil menteri di masa pandemi.

Pratikno mengaku, penambahan kursi wakil menteri di tiap kementerian dan lembaga karena ada alasan spesifik.

"Ada dua isu berbeda, pertama kelembagaan kedua penempatan personel," kata Pratikno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (30/12/2021).

Pratikno menuturkan, pemerintah memang membuat dan mengisi kursi wakil menteri karena lembaga cukup besar. Hal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk menghadapi ketidakpastian.

"Mengapa (perlu kursi wakil menteri)? Karena kita hadapi suasana ketidakpastian jadi ada situasi tertentu di mana perlu di-back up wamen," kata Pratikno.

Oleh karena itu, kursi wamen perlu dibuat guna mengantisipasi kebutuhan tenaga tambahan seperti wakil menteri.

"Dunia berubah cepat gini. Banyak ketidakpastian makanya secara kelembagaan kita buat kelembagaan yang fleksibel ada posisi wamen tapi tidak berarti harus diisi," kata Pratikno.

Pratikno pun menegaskan belum ada rencana pemerintah untuk mengganti komposisi kabinet dalam waktu dekat.

"Tidak ada. Belum ada (reshuffle)," Kata Pratikno.

Kabinet Jokowi-Maruf Amin kembali disorot setelah Jokowi membuat kursi wakil menteri beberapa hari yang lalu. Jokowi melegalkan kursi wakil menteri sosial setelah menerbitkan Perpres 110 tahun 2021 tentang Kementerian Sosial.

Kehadiran wamensos membuat jumlah kursi wakil menteri di era Jokowi bertambah. Kini, jumlah wakil kursi di kabinet Jokowi mencapai 23 kursi.

Padahal di era pemerintahan pertama 2014-2019, Jokowi hanya membuka 3 kursi wakil menteri, yakni wakil menteri luar negeri, wakil menteri keuangan, dan wakil menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM).

Dari 23 kursi yang tersedia, Jokowi baru menunjuk 15 orang wakil menteri, antara lain: Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar; Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi; Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara; Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga; Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat John Wempi Wetipo; Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.

Lalu ada Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi; Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional Surya Tjandra; Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Hary Tanoesoedibjo; Wakil Menteri BUMN I Kartika Wiryoatmojo; Wakil Menteri BUMN II Pahala Mansury; Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra; Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono; Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Edward Omar Sharief Hiariej; dan Wakil Menteri Pertanian Harfiq Hasnul Qolbi.

Selain ke-15 nama tersebut, ada 8 kursi wakil menteri yang belum diisi, termasuk wamensos.

Delapan kursi lainnya yaitu: wakil menteri ketenagakerjaan; wakil menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah; wakil menteri perindustrian; wakil menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM); wakil menteri pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi; wakil menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (Pan-RB); dan wakil menteri investasi.

Baca juga artikel terkait KURSI WAKIL MENTERI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nur Hidayah Perwitasari