Menuju konten utama

Penjelasan Polisi Soal Video Polwan Dipukul Anggota TNI di Kalteng

Ketika kejadian polisi dan tentara sedang berpakaian preman. Karena ada keributan, maka polisi mencoba melerai.

Penjelasan Polisi Soal Video Polwan Dipukul Anggota TNI di Kalteng
Ilustrasi pemukulan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Terjadi pemukulan terhadap Bripda NLR yang dilakukan oleh orang yang mengaku sebagai anggota Batalyon Raider 613 Antang pada Minggu (5/12/2021), sekira pukul 01.00.

Kejadian tersebut bermula saat Bripda NLR yang merupakan personel Raimas Direktorat Samapta Polda Kalimantan Tengah hendak kembali ke markas usai berpatroli.

Ketika melintas di Jalan Tjilik Riwut Km 2, Kota Palangkaraya, ada keributan. Maka petugas menghampiri untuk melerai.

Bripda NLR berusaha menengahi perkara, namun malah dipukul di bagian bibir dan kepala belakang oleh orang yang mengaku sebagai anggota Batalyon Raider 613 Antang.

Bripda TNS, seorang polwan, juga kena bogem di kepala belakang dan tangan kiri. Lantas anggota Raider lainnya berdatangan ke lokasi.

Ipda DA sebagai pimpinan di lapangan, memanggil personel Raimas yang siaga untuk melerai pertikaian. Tapi personel Raimas lainnya yang akan ikut melerai malah dibalas dengan pukulan.

Akibatnya, Bripda SRS juga dipukul di kepala. Kemudian Ipda DA menarik mundur anggotanya dan melaporkan peristiwa itu ke petugas piket Raider. Petugas piket mengatakan tak ada personel Raider yang keluar di malam itu, karena tak mendapatkan respons ia mengadukan kejadian itu ke atasannya.

Keributan itu lantas viral di media sosial. Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Kismanto Eko Saputro mengatakan kedua pihak kini telah berdamai.

“Kasusnya sudah selesai dan oknum yang terlibat pertikaian akan ditindak sesuai hukum yang berlaku,” kata dia ketika dihubungi wartawan, Selasa (7/12/2021).

“Intinya, anggota Raimas patroli rutin untuk (penegakan) prokes dan lainnya, kemudian ada keributan dan dilerai, tapi dipukul,” sambung dia.

Ketika kejadian polisi dan tentara sedang berpakaian preman. Karena ada keributan, maka polisi mencoba melerai.

Eko menyatakan korban insiden itu hanya satu orang. "Korban hanya T, yang dua (lainnya) tidak benar.”

Pihak tentara pun memeriksa para terduga pemukul. Sementara, Komandan Korem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Yudianto Putrajaya menyatakan narasi di media sosial dilebih-lebihkan.

Upaya perdamaian dilakukan pada Senin (6/12/2021), di Polresta Palangkaraya. Kapolresta Palangkaraya Kombes Pol Sandi Alfadien Mustofa menyampaikan agar masalah tidak berlanjut dan tidak ada kejadian susulan serupa.

Peristiwa itu sebagai bahan evaluasi bersama, maka ke depannya bakal dilakukan komunikasi intensif dan kegiatan bersama dalam bentuk patroli maupun kegiatan lainnya, guna saling mengenal dan meminimalkan terulangnya peristiwa yang sama.

Baca juga artikel terkait PENGANIAYAAN atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - News
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari