Menuju konten utama

Penjelasan PHRI Soal Kunjungan Wisman Tak Optimal Saat Asian Games

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menjelaskan, alasan Asian Games 2018 yang tidak optimal mendongkrak kunjungan wisatawan dan okupansi hotel, karena tidak optimalnya kepengurusan tiket masuk pagelaran Asian Games.

Pengunjung Asian Fest 18th Asian Games berswafoto dengan latar belakang kembang api acara seremonial penutupan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno Sport Komplek, Jakarta, Minggu (2/9/2018). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memberi penjelasan soal perhelatan olahraga Asian Games yang tidak optimal mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan okupansi hotel.

Menurut Hariyadi, salah satu alasan adalah karena tidak optimalnya kepengurusan tiket masuk pagelaran Asian Games.

"Asian Games yang kemarin itu kurang promosi. Kemarin juga kan kita ada masalah di tiket. Tiket itu sampai last minute tidak ada koordinasi dengan pihak yang di sektor pariwisatanya," jelas dia.

Ia menjelaskan, seharusnya kebijakan soal paket promosi bisa digabungkan menjadi satu paket, seperti tiket masuk, tiket pesawat dan hotel.

"Sebenarnya bisa dibuat paket tour begitu. Tapi kemarin itu karena dia kurang koordinasinya kurang begitu optimal. Jadinya nggak bisa maksimal. Jadi hotel yang penuh itu hanya di Kemayoran, GBK (Gelora Bung Karno), Taman Mini, Sentul. Itu dekat dengan venue pertandingan, penuh 80 persen," kata dia.

Sementara itu, mengenai penyelenggaraan Asian Games 2018 yang tengah ramai diperbincangkan setelah Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto melontarkan pernyataan yang pada intinya pagelaran tersebut kurang berkontribusi pada ekonomi RI, Hariyadi berpendapat beda.

Menurutnya, hal itu jangan hanya dilihat dari faktor membuang uang. Namun, perlu dilihat juga beberapa faktor lainnya.

"Jangan hanya dilihat soal masalah buang-buang uang. Ini kan menyangkut hajatannya negara-negara Asia gitu lho . Jadi di satu sisi yang namanya pendapatan itu menjadi relatif. Seperti di Palembang itu dampaknya terasa sekali terhadap ekonomi di Palembang. Memang yang di Jakarta memang relatif tidak terlalu besar pengaruhnya, seperti di Palembang itu pengaruh," tukas dia.

Baca juga artikel terkait WISATAWAN ASING atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
-->