Menuju konten utama

Penjelasan Kemenkeu soal Tabungan Berkurang Tergerus Biaya Admin

Masih banyak masyarakat tidak menyadari bahwa biaya bulanan yang dibebankan oleh bank lebih besar dibandingkan bunga yang diterima.

Penjelasan Kemenkeu soal Tabungan Berkurang Tergerus Biaya Admin
Ilustrasi Neraca Saldo. foto/IStockphoto

tirto.id - Aksi seorang pria merobek buku tabungan miliknya viral di media sosial. Kejadian itu setelah mengetahui saldo rekening tabungannya selalu berkurang.

Dalam unggahan video yang dibagikan akun Instagram @memomedsos, awalnya pria itu mengaku setiap kali mengisi saldo jumlah uangnya selalu berkurang. Saat itu saldo ada ditabungannya Rp2.200.000.

Namun setelah dicek uang tersebut berkurang menjadi Rp2.070.000 dan seketika membuatnya marah. "Jadi yang Rp100.000 sekiannya itu kemana?," ujar pemuda itu seperti dilansir Tirto, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan mengatakan, masih banyak masyarakat tidak menyadari bahwa biaya bulanan yang dibebankan oleh bank lebih besar dibandingkan bunga yang diterima.

Sebagai contoh, di bank tempat nasabah itu menyimpan uangnya biaya administrasi bulanan dikenakan sebesar Rp12.000. Kemudian ditambah dengan biaya kartu paling murah itu Rp2.000, sehingga total sekitar Rp14.000.

Di sisi lain bunga yang akan diperoleh oleh nasabah dan bank tersebut untuk simpanan sebesar 0,7 persen per tahun. Sementara jika dikurangi dengan pajak penghasilan atas bunga simpanan sebesar 20 persen.

"Maka untuk bisa mendapatkan Rp14.000 minimal saldo tabungan yang disimpan oleh nasabah tersebut adalah sebesar Rp30 juta," katanya dalam pernyataannya.

Namun jika tabungan dimiliki di bawah Rp30 juta uang simpanan otomatis akan berkurang karena adanya biaya-biaya bulanan dibebankan oleh bank.

"Oleh karena itu menyimpan saja tidak cukup kita harus mulai untuk berinvestasi agar bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih baik," sarannya.

Baca juga artikel terkait UANG TABUNGAN atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang