Menuju konten utama

Penjelasan BMKG Soal Gempa Banten, 2 Agustus 2019

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyampaikan penjelasan lengkap soal gempa Banten hari ini, Jumat, 2 Agustus 2019.

Penjelasan BMKG Soal Gempa Banten, 2 Agustus 2019
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan keterangan kepada wartawan saat meninjau lokasi longsor yang disebabkan cuaca ekstrem di Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Senin (18/3/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyampaikan penjelasan terkait gempa Banten hari ini, Jumat (2/8/2019).

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di kantor BMKG, Jumat (2/8/2019). Menurut dia, magnitudo gempa Banten dimutakhirkan dari M 7,2 jadi M 6,9.

Ia menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya ini berjenis gempa bumi dangkal.

Penyebabnya, kata dia, berasal dari deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik," kata Dwikorita.

Guncangan gempa bumi ini, kata dia, dirasakan di daerah Liwa Tanggamus, Bandar Lampung, Krui, Surade, Sukabumi, Pandeglang mengalami guncangan dengan intensitas skala IV-V MMI yang artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk dan barang besar bergoyang.

Kemudian daerah Kebumen, Banyumas, Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Ciputat, Serpong, Kota Tangerang, Cilacap, Bengkulu Selatan mengalami guncangan gempa skala III MMI yang artinya getaran dirasakan banyak orang jendela atau pintu berderit

Kemudian juga dirasakan guncangan di Klaten, Yogyakarta, Serang, Kotabumi, Pasar Sukadana, Karawang, Purworejo dengan intensitas II-III MMI artinya getaran dirasakan banyak orang seperti ada truk berlalu seperti ada truk melaju.