Menuju konten utama

Pengungsi Gunung Agung Kembali ke Rumah Rayakan Galungan

Pengungsi Gunung Agung berencana untuk tetap berada di rumahnya sambil menunggu informasi berikutnya yang diberikan oleh kepala desa dan pemerintah desa.

Pengungsi Gunung Agung Kembali ke Rumah Rayakan Galungan
Sejumlah wanita menjunjung sesaji saat Hari Raya Galungan di Desa Adat Penglipuran, Bangli, Bali, Rabu (5/4). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Para pengungsi Gunung Agung yang berada di Kabupaten Klungkung Bali akhirnya bisa kembali ke rumahnya masing-masing yang terletak di wilayah Kabupaten Karangasem. Mereka akan merayakan Hari Raya Galungan yang merupakan hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) yang diperingati setiap enam bulan sekali.

"Kami memilih di rumah saja merayakan Galungan. Status juga sudah lebih aman. Jadi tidak perlu takut lagi berada di rumah," ungkap Ketut Suada (51) salah satu pengungsi yang berasal dari Desa Muncan, Kabupaten Karangasem, Senin (30/10/2017).

Peringatan Galungan, lanjut Suada, yang diperingati setiap enam bulan sekali adalah hal yang penting. Selain itu, peringatan keagamaan tersebut juga sebagai sarana untuk berkumpul dengan anggota keluarga setelah kurang lebih selama satu bulan berada di pengungsian di GOR Swecapura, Klungkung yang letaknya cukup jauh dari rumahnya di Muncan.

"Kami sudah lama tidak berkumpul dengan sanak keluarga di desa. Pengungsi asal Muncan tersebar di berbagai wilayah di Klungkung," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Suada berencana untuk tetap berada di rumahnya sambil menunggu informasi berikutnya yang diberikan oleh kepala desa dan pemerintah desa.

"Saya ikut saja apa keputusan pemerintah. Kalau pulang ya pulang. Kalau disuruh mengungsi kami akan kembali lagi ke pengungsian," tambahnya.

Salah seorang pengungsi lainnya yang bernama Nyoman Partawa (45) berasal dari Desa Muncan mengatakan bahwa setelah melaksanakan ritual upacara Galungan di desanya, ia akan kembali ke pengungsian.

"Saya akan kembali lagi nanti setelah selesai Galungan. Saya masih merasa takut berada di rumah karena statusnya masih siaga," kata Partawa.

Galungan merupakan salah satu dari hari suci besar umat Hindu di Pulau Dewata Bali yang diperingati setiap enam bulan sekali. Hari raya ini diperingati dengan cara melaksanakan persembahyangan di pura.

Selain itu dimanfaatkan sebagai sarana berkumpul dan bertegur sapa dengan sanak keluarga pada Umanis Galungan atau sehari setelah Hari Suci Galungan.

Kepala Pusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ribuan pengungsi Gunung Agung di Bali bisa segera pulang ke rumahnya seiring menurunnya aktivitas gunung berapi di Pulau Dewata.

"Gunung Agung di level siaga pagi ini 30/10/2017. Kegempaan, deformasi, asap solfatara terus menurun. Ribuan pengungsi akan pulang," kata Sutopo dalam akun Twitter-nya, Senin (30/10/2017).

Sutopo juga mengunggah panorama Gunung Agung Senin pagi ini yang disebutnya sangat indah meski masih mengalami aktivitas seismik.

"Gunung Agung di Level III Siaga pagi ini [30 Oktober 2017]. Sangat cantik. Semua data aktivitas seismik gunung terus turun. Bali aman," kata dia.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nicholas Ryan
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari