Menuju konten utama

Pengumuman Penghargaan Nobel Sastra 2018 Resmi Ditunda Tahun Depan

Akademi Swedia menunda pengumuman penghargaan Nobel Sastra 2018 usai muncul krisis yang salah satu pemicunya ialah skandal pelecehan seksual.

(Ilustrasi) Anggota parlemen Eropa Terry Reintke memegang spanduk dengan tanda pagar "MeToo" saat debat membahas tindakan pencegahan terhadap pelecehan seksual dan kekerasan di Uni Eropa di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Rabu (25/10/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann.

tirto.id - Akademi Swedia telah memutuskan menunda pemberian penghargaan Nobel Sastra tahun 2018. Penghargaan itu akan diberikan pada tahun depan.

Penundaan itu diputuskan pada Kamis kemarin dan diumumkan dalam siaran resmi di situs Akademi Swedia yang dirilis pada Jumat (4/5/2018).

Pernyataan resmi Akademi Swedia menyebut, keputusan itu muncul sebab jajaran anggota akademi berkurang. Selain itu, lembaga ini menilai kepercayaan publik ke akademi belakangan menurun.

Akademi Swedia juga menegaskan saat ini sedang melakukan pembenahan internal. Lembaga itu juga akan memperketat ketentuan tentang konflik kepentingan dan pengelolaan informasi yang bersifat rahasia.

"Kami merasa perlu meluangkan waktu untuk memulihkan kepercayaan publik ke Akademi sebelum pemenang berikutnya dapat diumumkan," demikian pernyataan Akademi Swedia.

Yayasan Nobel mendukung keputusan tersebut dalam pernyataan lembaga itu yang dipublikasikan pada laman resmi penghargaan Nobel. Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Yayasan Nobel Carl-Henrik Heldin menyatakan, dalam sejarahnya, penyerahan penghargaan tahunan itu sudah pernah mengalami penundaan. Salah satu sebab yang memungkinkan penundaan itu adalah ketika lembaga pemberi hadiah Nobel mengalami krisis serius.

Heldin menilai krisis yang sedang melanda Akademi Swedia saat ini bisa mempengaruhi kredibilitas lembaga itu dan penghargaan Nobel Sastra. Karena itu, keputusan penundaan itu dinilai sudah tepat. Yayasan Nobel berharap Akademi Swedia berupaya keras untuk memulihkan kredibilitasnya sekaligus menunjukkan langkah konkret.

Krisis yang sedang melanda Akademi Swedia tersebut salah satu pemicunya terkait dengan skandal pelecehan seksual. Skandal itu melibatkan fotografer Prancis Jean-Claude Arnault yang merupakan suami dari mantan anggota Akademi Swedia, Katarina Frostenson. Skandal itu memicu gelombang pengunduran diri sejumlah anggota Akademi Swedia.

Jean-Claude Arnault diduga terlibat dalam sejumlah kasus pelecehan seksual yang terjadi saat acara maupun di fasilitas milik Akademi Swedia. Pada tahun lalu, terinspirasi oleh kampanye #MeToo, 18 perempuan menuduh Arnault telah melakukan pelecehan dan serangan seksual, demikian sebagaimana dilansir BBC. Sebagian kasus itu dilaporkan terjadi di fasilitas milik Akademi Swedia.

Salah satu yang paling menarik perhatian baru-baru ini adalah dugaan Arnault telah meraba-raba bagian tubuh putri mahkota Swedia, Putri Victoria. Kejadian itu diduga terjadi pada sebuah acara Akademi Swedia pada tahun 2006. BBC mencatat Koran Swedia, yakni Svenska Dagbladet telah memaparkan kesaksian tiga orang tentang peristiwa itu.

Arnault yang pernah menjalankan proyek kebudayaan dengan didanai Akademi Swedia, juga menerima tuduhan terkait dengan kasus kebocoran nama-nama calon pemenang penghargaan Nobel.

Jean-Claude Arnault telah menyangkal semua tuduhan itu melalui pernyataan pengacaranya kepada Reuters, yang disiarkan ulang oleh Antara.

Baca juga artikel terkait NOBEL SASTRA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom