tirto.id - Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) tidak memberikan nama pemenang penghargaannya pada tahun ini. BHACA adalah organisasi independen yang memberikan penghargaan kepada pribadi-pribadi anti-korupsi di Indonesia sejak tahun 2003.
“Dewan Juri pada tahun ini tidak mengeluarkan nama pemenang penghargaan BHACA dan Dewan Pengurus menghormati hal itu. Oleh sebab itu, secara resmi kami menyatakan tidak menganugerahkan penghargaan BHACA di tahun 2019 ini," Ketua Dewan Pengurus P-BHACA, ujar Shanti Poesposoetjipto mengenai tidak adanya nama pemenang BHACA untuk tahun 2019 ini.
"Selanjutnya kami akan mengadakan evaluasi guna melihat segala sesuatunya lebih jernih dan tidak terbawa suasana politik. Pemberian penghargaan anti-korupsi sifatnya mengandung unsur tanggung jawab yang besar di mana BHACA perlu mempertahankan independensi dan terlepas dari tendensi personal ataupun kepentingan lembaga tertentu," ujarnya.
Penghargaan BHACA dilakukan setiap dua tahun sekali sejak tahun 2003. BHACA diberikan pada insan Indonesia yang dikenal oleh lingkungan terdekatnya sebagai pribadi-pribadi yang bersih dari praktik korupsi, tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan atau jabatannya, menyuap atau menerima suap, dan berperan aktif memberikan inspirasi atau mempengaruhi masyarakat atau lingkungannya dalam pemberantasan korupsi.
BHACA memberikan anugerah (award), dorongan (encouragement), pemberdayaan (empowerment) dan perlindungan (protection) bagi mereka yang telah berjuang melawan praktik-praktik korupsi dan mengupayakan perubahan itu. P-BHACA berdiri pada 9 April 2003 dan telah memberikan anugerah kepada 17 pribadi yang berjuang melawan korupsi.
Peraih anugerah BHACA antara lain yaitu Erry Riyana Hardjapamekas, Saldi Isra, Sri Mulyani Indrawati, Busyro Muqoddas, Amien Sunaryadi, Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Tri Rismaharini, dan Nurdin Abdullah.
Editor: Agung DH
