Menuju konten utama

Penggunaan Pohon Natal dan Dampaknya Bagi Lingkungan

Pohon Natal dari pohon asli dapat menyumbangkan emisi gas rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar dalam produksi pohon Natal.

Penggunaan Pohon Natal dan Dampaknya Bagi Lingkungan
Ilustrasi Pohon Natal. FOTO/iStockPhoto

tirto.id - Pohon Natal memiliki sejarah yang panjang bagi umat Kristiani pada perayaan natal. Oleh sebab itu penggunaan pohon natal merupakan hal yang sakral bagi beberapa orang.

Jenis pohon natal yang digunakan pun berbeda-beda, ada yang menggunakan pohon asli dan sintetis.

Tetapi bagaimana sebenarnya penggunaan pohon natal?

Banyak orang percaya bahwa pohon Natal asli dipanen dari hutan liar dan terlibat dalam proses penebangan hutan.

Tetapi beberapa orang menanam sebagian besar pohon Natal mereka di peternakan untuk tujuan yang jelas.

Dilansir dari Popular Science, untuk memperkirakan dampak total dari sesuatu seperti pohon Natal, peneliti menggunakan metode yang disebut penilaian siklus hidup untuk mengembangkan penghitungan input dan output “cradle to grave” yang diperlukan untuk memproduksi, menggunakan dan membuangnya.

Pada pohon Natal alami, ini mencakup segalanya mulai dari menanam bibit hingga memanen pohon dan membuangnya, termasuk penggunaan peralatan, pupuk dan aplikasi pestisida, dan konsumsi air untuk irigasi.

Penelitian yang berjudul Life Cycle Assessment to Study the Carbon Footprint of System Components for Colorado Blue Spruce Field Production and Use mengatakan bahwa penilaian siklus hidup sering juga memperkirakan jejak karbon suatu sistem.

Penggunaan bahan bakar adalah sumber emisi gas rumah kaca terbesar dalam produksi pohon Natal.

Menggunakan 1 galon gas atau solar untuk menyalakan traktor atau truk pengiriman melepaskan 20 hingga 22 pon (9 hingga 10 kilogram) karbon dioksida ke atmosfer.

“Di sisi positif, pohon Natal menyerap dan menyimpan karbon dari atmosfer saat mereka tumbuh, yang membantu mengimbangi emisi dari operasi. Karbon mewakili sekitar 50 persen berat kering kayu di pohon saat panen. Juga 20 pon karbon dioksida yang mampu disimpan di akar mereka,” jelas Dewayne L. Ingram, penulis penelitian.

Namun, menggunakan 1 galon bensin menghasilkan sekitar jumlah karbon dioksida yang sama, jadi jika sebuah keluarga mengendarai 10 mil setiap jalan untuk mendapatkan pohon asli mereka, mereka mungkin telah mengimbangi karbon yang terserap oleh pohon.

Jadi, membeli pohon lebih dekat ke rumah atau di banyak pohon di sepanjang perjalanan dapat mengurangi atau menghilangkan dampak ini.

Apakah sintetis lebih baik?

Pohon-pohon buatan memiliki serangkaian dampak yang berbeda. Meskipun banyak orang berpikir bahwa pengiriman pohon dari pabrik di Cina membutuhkan banyak energi, tetapi setidaknya bisa pengiriman lewat laut sebenarnya bisa sangat efisien.

Penggunaan energi terbesar dalam pohon buatan adalah di bidang manufaktur.

Memproduksi polivinil klorida dan logam yang digunakan untuk membuat pohon buatan menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan lainnya.

Produsen di Cina sebenarnya harus bekerja untuk mengurangi polusi dari industri kimianya, tetapi ini dapat menaikkan harga bahan-bahan dan barang-barang dari pohon natal.

American Christmas Tree Association, yang mewakili produsen pohon buatan, menugaskan penilaian siklus hidup membandingkan pohon natal nyata dan buatan.

Analisis ini mempertimbangkan aspek lingkungan dari keberlanjutan, tetapi tidak memeriksa dampak sosial atau ekonomi.

Laporan itu menyimpulkan bahwa 'titik impas' antara pohon Natal asli dan pohon buatan adalah 4,7 tahun.

Dengan kata lain, konsumen akan perlu menyimpan pohon buatan selama lima tahun untuk mengimbangi dampak lingkungan dari pembelian pohon sungguhan setiap tahun.

Gunakan kembali dan daur ulang pohon

Pada pohon natal buatan kita bisa menggunakannya kembali, tetapi untuk pohon asli mungkin kita bisa mendaur ulangnya. Hal ini lebih baik daripada membakarnya atau menyimpannya di tempat sampah.

Metana adalah gas rumah kaca 21 kali lebih kuat daripada karbon dioksida selama satu abad. Jadi ini adalah cara yang paling berbahaya bagi lingkungan untuk membuang pohon bekas.

Selain itu, ada acara yang lebih alami seperti menaruh pohon natal di halaman belakang atau dekat kolam sebagai habitat burung dan ikan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi antara pohon asli atau buatan, tetapi intinya adalah bahwa pohon Natal yang nyata dan buatan memiliki dampak lingkungan.

Baca juga artikel terkait NATAL 2018 atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo