Menuju konten utama

Penggunaan Antibiotik pada Perempuan dan Risiko Terkena Stroke

Hasil studi ini mengungkapkan bahwa, penggunaan antibiotik dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. 

Penggunaan Antibiotik pada Perempuan dan Risiko Terkena Stroke
Ilustrasi antibiotik. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Penelitian terbaru menunjukkan perempuan yang menggunakan antibiotik dalam jangka waktu yang lama memiliki risiko serangan jantung atau stroke lebih tinggi.

Studi yang dipublikasikan dalam European Heart Journal ini, meneliti hampir 36.500 perempuan dan menemukan bahwa perempuan berusia 60 atau lebih yang menggunakan antibiotik selama dua bulan atau lebih memiliki risiko terbesar penyakit kardiovaskular.

Lu Qi, dari Universitas Tulane New Orleans, dan profesor nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TC Chan, Boston yang memimpin penelitian, mengatakan bahwa kemungkinan alasan mengapa penggunaan antibiotik terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Qi mengatakan itu karena antibiotik mengubah keseimbangan lingkungan mikro dalam usus, menghancurkan bakteri probiotik "baik" dan meningkatkan prevalensi virus, bakteri, atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan penyakit.

"Penggunaan antibiotik adalah faktor paling penting dalam mengubah keseimbangan mikroorganisme dalam usus. Studi sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara perubahan dalam lingkungan mikrobiotik usus dan peradangan dan penyempitan pembuluh darah, stroke dan penyakit jantung," kata Qi

Para peneliti mempelajari 36.429 perempuan yang mengambil bagian dalam Nurses 'Health Study, yang telah berjalan di AS sejak tahun 1976.

Studi saat ini melihat data dari 2004 hingga Juni 2012. Para peneliti mengkategorikan perempuan-perempuan itu menjadi empat kelompok, yaitu mereka yang tidak pernah menggunakan antibiotik, mereka yang telah menggunakan dalam jangka waktu kurang dari 15 hari, mereka yang sudah menggunakannya 15 hari hingga dua bulan, atau selama dua bulan atau lebih.

Setelah penyesuaian untuk memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil mereka, seperti usia, ras, jenis kelamin, diet dan gaya hidup, alasan penggunaan antibiotik, obesitas, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang menggunakan antibiotik selama periode dua bulan, 32 persen lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular.

Sementara perempuan yang menggunakan antibiotik selama lebih dari dua bulan di usia paruh baya memiliki risiko 28 persen lebih tinggi.

Temuan ini berarti bahwa di antara perempuan yang minum antibiotik selama dua bulan atau lebih pada akhir masa dewasa, akan mengembangkan penyakit kardiovaskular.

"Dengan menyelidiki durasi penggunaan antibiotik dalam berbagai tahap dewasa kita telah menemukan hubungan antara penggunaan jangka panjang di usia paruh baya dan peningkatan risiko stroke serta penyakit jantung selama delapan tahun berikutnya. Karena para perempuan ini semakin tua mereka cenderung membutuhkan lebih banyak antibiotik, dan kadang-kadang untuk jangka waktu yang lebih lama. Ini menunjukkan mungkin efek kumulatif dari penggunaan antibiotic itu menjadi alasan muculnya penyakit kardiovaskular," jelas Yoriko Heianza, penulis penelitian.

Alasan paling umum untuk penggunaan antibiotik adalah infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih dan masalah gigi.

"Studi kami menunjukkan bahwa antibiotik harus digunakan hanya ketika mereka benar-benar diperlukan. Mengingat efek samping yang berpotensi kumulatif, semakin pendek waktu penggunaan antibiotik semakin baik," jelas Qi seperti dilansir Sciencedaily.

Baca juga artikel terkait ANTIBIOTIK atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo