Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Pengertian Ulil Amri dan Siapa Saja yang Termasuk di Dalamnya?

Pengertian Ulil Amri dan maknanya, serta penjelasan Ulil Amri berdasarkan 3 pendapat ulama.

Pengertian Ulil Amri dan Siapa Saja yang Termasuk di Dalamnya?
Ilustrasi pimpinan kekuasaan. tirto.id/Quita

tirto.id - Ulil Amri menurut istilah adalah pemimpin dan istilah ini sudah tidak asing terdengar di telinga kita.

Penyebutan Ulil Amri sendiri merujuk pada Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 59, Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ تَاۡوِيۡلًا

Yaaa aiyuhal laziina aamanuuu atii'ul laaha wa atii'ur Rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza'tum fii shai'in farudduuhu ilal laahi war Rasuuli in kuntum tu'minuuna billaahi wal yawmil Aakhir; zaalika khairunw wa ahsanu taawiilaa

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa: 59)

Ayat ini memerintahkan agar kaum Muslimin taat dan patuh kepada-Nya, kepada rasul-Nya dan kepada orang yang memegang kekuasaan agar tercipta kebaikan serta manfaat bagi kemaslahatan umum.

Siapa Saja yang Termasuk Ulil Amri

Terkait kepatuhan terhadap Ulil Amri, manusia dalam hal ini masyarakat diminta tunduk kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ulil amri (orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka).

Apabila Ulil Amri telah bersepakat dalam suatu hal, maka kaum Muslimin berkewajiban melaksanakannya dengan syarat bahwa keputusan yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan Kitab Al-Qur'an dan hadis.

Namun kalau keputusan itu tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan hadis, maka kita tidak wajib melaksanakannya, bahkan wajib menentangnya, karena tidak dibenarkan seseorang itu taat dan patuh kepada sesuatu yang merupakan dosa dan maksiat pada Allah.

Menurut Jurnal "Pengertian Ulil Amri dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim" yang ditulis Kaizal Bay, pengertian Ulil Amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengurus kepentingan-kepentingan umat.

Meski demikian, ketaatan kepada Ulil Amri atau Pemimpin sifatnya kondisional (tidak mutlak), karena betapa pun hebatnya Ulil Amri itu maka ia tetap manusia yang memiliki kekurangan dan tidak dapat dikultuskan.

Berkaitan dengan ketaatan terhadap Ulil Amri, Rasulullah SAW bersabda yang maknanya:

"Tidak boleh taat dalam kemaksiatan. Ketaatan hanya dalam hal yang makruf," (HR. al-Bukhari).

Di kalangan ulama, terdapat beberapa pendapat tentang pengertian ulil amri, berikut penjelasannya seperti dikutip dari modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI terbitan Kemendikbud tahun 2017:

  1. Pendapat ulama Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari, Ulil Amri adalah ahli ilmu fiqih, yakni mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqih). Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah SAW adalah yang dimaksud dengan ulil amri.
  2. Pendapat ulama Al-Mawardi menyebutkan ada empat pengertian Ulil Amri, yaitu: (1) umāra (para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan), (2) ulama dan fuqaha, (3) sahabat-sahabat Rasulullah SAW, (4) dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar.
  3. Pendapat Ahmad Mustafa al-Maraghi yang mengatakan bahwa Ulil Amri adalah umara, ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan, dan seluruh pemimpin lainnya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka ketaatan kepada Ulil Amri boleh dilakukan jika perintah yang diberikan oleh mereka tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah SWT dan rasul-Nya, jika tidak, maka tidak dibenarkan pula untuk taat kepada mereka.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom