Menuju konten utama

Pengertian Uang Menurut Para Ahli dan Sejarah Singkatnya di Dunia

Pengertian uang menurut para ahli ekonomi modern memang berbeda dari segi rumusan, tapi secara substansi sama.

Pengertian Uang Menurut Para Ahli dan Sejarah Singkatnya di Dunia
Ilustrasi Uang. foto/istockphoto

tirto.id - Jauh sebelum uang ditemukan, sistem transaksi paling umum yang dilakukan oleh manusia adalah barter atau pertukaran barang dengan benda lain yang dianggap nilainya setara.

Sistem barter efektif dilakukan di komunitas kecil mengingat tidak perlu pencatatan rumit untuk mendokumentasikan siapa yang sudah membayar dan belum.

Namun, kegiatan transaksi jadi semakin kompleks ketika populasi manusia bertambah banyak dan lahir banyak komunitas besar.

Semakin banyak aktivitas pertukaran memunculkan kebutuhan akan pembukuan yang lebih efektif. Kebutuhan itu bertambah besar saat para penguasa memungut pajak di wilayah kekuasaannya dan pedagang memerlukan sarana universal untuk bertransaksi maupun menyimpan hasil usahanya.

Maka itu, manusia lantas menggunakan benda-benda yang diyakni bernilai tinggi, seperti gigi ikan paus, bulu, kulit kerang, dan semacamnya, sebagai alat tukar. Meskipun demikian, alat tukar jenis terakhir masih kurang efektif mengingat sulit dipecah dan tidak umum di semua komunitas.

Konteks tersebut lantas memicu manusia menggunakan uang sebagai alat tukar yang bisa dipakai untuk aktivitas perdagangan secara luas, menyimpan kekayaan dengan efektif, dan memudahkan pembukuan utang.

Pada mulanya, mata uang berkembang dalam bentuk koin dari logam mulia yang dicetak oleh para penguasa untuk memperlancar perdagangan antarkomunitas di wilayahnya sekaligus memudahkan akumulasi kekayaan, demikian dikutip dari Britannica.

Uang setidaknya telah jadi bagian dari sejarah manusia selama hampir 3.000 tahun. Namun, soal riwayat awal kemunculan uang koin di peradaban manusia masih menjadi perdebatan.

Jack Weatherford dalam buku History of Money (1997), mendukung pendapat yang mengatakan bahwa uang pertama kali diciptakan dan digunakan oleh orang-orang dari Kerajaan Lydia. Bangsa Lydia diperkirakan pernah hidup di kawasan yang kini menjadi wilayah Turki pada 1200-546 SM.

Uang yang dipakai Kerajaan Lydia konon berwujud koin bergambar singa mengaum. Weatherford meyakini orang-orang Lydia sudah memakai uang itu sebagai alat tukar sejak sekitar tahun 1.000 SM.

Versi berbeda diungkapkan Donald B. Clane melalui buku Rationality and Human Behavior (1999). Dia mengajukan teori bahwa uang koin pertama kali ditemukan 6.000 tahun lalu di wilayah yang kini menjadi lokasi negara Turki. Namun, Clane tidak mengaitkannya dengan bangsa Lydia.

Uang koin dari logam mulia sempat lama jadi alat tukar dominan dalam sejarah manusia, sebelum muncul uang kertas. Beberapa sejarawan meyakini uang kertas mulai dipakai di Cina pada tahun 100 Masehi.

Sementara di Indonesia, uang koin logam diyakini sudah ada sejak peradaban Hindu-Buddha ada di nusantara. Mengutip laman Kemenkeu, bukti tertua uang koin logam di Jawa saat ini tersimpan di Museum Nasional.

Koleksi Museum Nasional itu berupa 2 uang logam dari zaman Hindu-Buddha di Jawa yang terbuat dari perak. Bentuknya cembung, sisi depan bergambar pot bunga, dua tangkai bunga, dan garis-garis lekuk di sekitarnya seperti ruang asap. Sedangkan di sisi belakang, ada gambar bunga lotus mekar dalam garis berbentuk persegi empat.

Mata uang logam tersebut diperkirakan menjadi alat tukar pada sekitar tahun 569 [Saka] atau 647 Masehi. Adapun uang logam emas di Jawa yang paling tua sebagian besar diperkirakan berasal dari Abad ke-9 dan ke-10 serta termasuk tipe piloncito (ukurannya kecil, gepeng seperti dadu dengan sudut-sudut membulat).

Pengertian Uang Menurut Para Ahli

Dalam ilmu ekonomi modern, pengertian uang adalah segala sesuatu yang diterima masyarakat umum sebagai alat tukar menukar dalam lalu lintas perekonomian, sehingga bisa dipakai untuk pembayaran dalam pembelian barang, jasa, maupun utang.

Uang juga dapat didefinisikan sebagai suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran sah dalam berbagai transaksi dan berlaku di dalam wilayah tertentu.

Dengan demikian, uang bisa dimaknai sebagai benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar barang dan jasa, dan sebagai alat penghitung kekayaan.

Merujuk definisi yang terakhir, beberapa syarat yang menjadikan suatu benda layak disebut uang adalah sebagai berikut:

  • dapat diterima oleh masyarakat umum (acceptability)
  • tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak (durability)
  • nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of value)
  • praktik dan mudah dibawa kemana-mana (portability)
  • mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
  • kualitasnya relatif sama (uniformity)
  • jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity).

Selain definisi di atas, sejumlah ahli ekonomi modern juga merumuskan sejumlah pengertian uang dalam rumusan yang beragam. Berikut sejumlah pendapat ahli tersebut:

1. Menurut Rollin G. Thomas dalam buku Our Modern Banking and Monetary System (1942), uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan diterima secara umum untuk pembayaran barang, jasa, dan harta kekayaan lainnya, serta bisa dipakai pula buat pembayaran utang.

2. Menurut Dennis H. Robertson dalam bukunya, Money (1922), definisi uang ialah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang.

3. Menurut R.S. Sayer dalam bukunya, Modern Banking (1967), pengertian uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat pembayar utang.

4. Menurut A.C. Pigou dalam bukunya, The Veil of Money (1949), uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.

5. Menurut Albert Geilord Hart dalam bukunya. Money, Debt and Economic Activity (1952), uang adalah kekayaan yang bisa dipakai melunasi utang dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga.

Meski pengertian uang menurut para ahli di atas berbeda dari segi rumusan, pada dasarnya tidak jauh berbeda substansinya. Para ahli itu sama-sama menyoroti peranan uang dalam masyarakat sebagai alat pembayar, tapi dengan fokus penekanan berbeda.

Baca juga artikel terkait UANG atau tulisan lainnya dari Abraham William

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abraham William
Penulis: Abraham William
Editor: Addi M Idhom