Menuju konten utama

Pengertian Teknik Memasak Deep Frying dan Jenis-jenis Metodenya

Pengertian teknik memasak deep frying adalah penggorengan dengan menggunakan banyak minyak yang bisa merendam bahan makanan.

Pengertian Teknik Memasak Deep Frying dan Jenis-jenis Metodenya
Ilustrasi Ayam Goreng. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Makanan yang dimasak dengan teknik deep frying biasa lebih menggugah selera karena bertekstur crispy di bagian luar. Tak heran makanan yang dimasak dengan tekni deep frying ini selalu menjadi favorit segala kelompok usia, terutama anak-anak.

Deep frying merupakan metode penggorengan dengan menggunakan minyak goreng yang banyak dan panas sehingga bahan pangan yang digoreng terendam seluruhnya. Proses memasak dengan teknik deep frying memerlukan kiat tertentu agar tercipta tekstur crispy di bagian luar, matang dan lembut di dalam.

Teknik deep frying juga bisa juga disebut teknik penggorengan atmosferik karena dilakukan pada kondisi tekanan atmosfer. Penggunaan banyak minyak dalam teknik ini menjadikan bahan pangan terendam sempurna. Dengan begitu, terjadi perpindahan panas dan massa secara simultan selama proses penggorengan.

Karena dimasak dalam minyak melimpah dengan suhu tinggi, makanan akan menjadi lebih cepat matang. Proses ini menyebabkan air dalam bahan makanan lebih cepat keluar dan minyak akan mudah masuk. Hal ini tentu memengaruhi tekstur, rasa, dan aroma produk hasil gorengan.

Makanan yang digoreng dengan teknik deep frying akan mempunyai warna lebih menarik, crispy, dan matang dengan sempurna. Namun, kadar minyak di makanan pun ikut bertambah. Karena itu, sangat disarankan untuk meniriskan makanan sebelum dimakan.

Jenis-jenis Metode Deep Frying

Terdapat sejumlah jenis teknik deep frying yang selama ini berkembang. Dari segi metode, deep frying setidaknya bisa dibedakan berdasarkan sistem penggorengan dan kondisi pengorengan.

Pertama, teknik deep frying berdasarkan sistem penggorengan terdiri atas dua jenis, yakni sistem batch dan sistem kontinyu.

Sistem Batch adalah teknik deep frying yang memasukkan minyak goreng terlebih dahulu dalam kondisi diam kemudian disusul memasukkan bahan pangan dengan pengadukan minim.

Sementara Sistem Kontinyu merupakan penggorengan yang berlangsung dalam keadaan bergerak menggunakan conveyor. Bahan pangan dialirkan di atas conveyor yang berjalan. Kemudian, bahan pangan akan terendam di minyak panas dalam waktu dan suhu tertentu sehingga matang ketika keluar.

Kedua, teknik deep frying berdasarkan kondisi penggorengan terdiri atas tiga jenis, yakni sebagai berikut:

  • Penggorengan dalam kondisi atmosferik. Metode ini biasa terjadi di penggorengan tradisional yang mengalami pengadukan pada udara terbuka dengan suhu titik didih minyak sekitar 180 - 200 derajat celcius.
  • Penggorengan pada kondisi bertekanan. Biasanya dilakukan dengan tekanan di atas tekanan atmosferik, pada wadah khusus dan dengan suhu yang lebih tinggi.
  • Penggorengan pada kondisi vakum. Metode penggorengan ini memiliki tekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer ataupun hampa udara. Biasanya titik didih hanya mencapai 90 derajat celcius. Teknik ini cocok untuk menggoreng bahan pangan yang tidak tahan terhadap suhu tinggi, seperti sayur dan buah.

Baca juga artikel terkait MEMASAK atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Addi M Idhom