Menuju konten utama

Pengertian Red Flag dalam Hubungan Asmara dan 10 Ciri-Cirinya

Red flag adalah tanda bahaya atau tanda yang patut diwaspadai dalam hubungan asmara, berikut 10 ciri-cirinya.

Pengertian Red Flag dalam Hubungan Asmara dan 10 Ciri-Cirinya
Ilustrasi Hubungan Racun. foto/istockphoto

tirto.id - Setiap orang ingin menjalin hubungan asmara yang sehat dengan orang yang dicintai. Namun, menemukan orang yang tepat untuk menciptakan sebuah hubungan sehat tidak bisa sembarangan.

Diperlukan kecermatan dan ketelitian sebelum memilih pasangan dalam hubungan asmara, salah satu caranya dengan mendeteksi tanda-tanda bahaya atau red flag.

Istilah red flag sendiri belakangan memang kerap digunakan oleh pengguna media sosial dalam menggambarkan sikap negatif seseorang yang sebaiknya dihindari dalam hubungan asmara.

Lalu, apa sebenarnya red flag itu dan apakah ciri-cirinya bisa dideteksi?

Pengertian Red Flag dalam Hubungan Asmara

Kata red flag diambil dari frasa dalam bahasa Inggris yang artinya "bendera merah." Dikutip dari Very Well Mind bendera merah adalah simbol universal dalam dunia olahraga yang jika dikibarkan, pertandingan harus dihentikan.

Tidak hanya di dunia olahraga, tanda merah juga muncul dalam konsep lalu lintas. Pada saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, maka setiap kendaraan harus berhenti. Begitu pula dengan lambang "stop" yang hampir selalu tampil dalam warna merah.

Istilah ini kemudian diadaptasi dalam hubungan asmara, dimana jika seseorang telah melihat "bendera merah" dari pasangannya maka sudah waktunya ia harus berhenti. Singkatnya, bendera merah adalah tanda bahaya atau tanda yang patut diwaspadai.

Jika hubungan tetap dilanjutkan meskipun red flag sudah dikibarkan, maka ia rentan mengalami masalah di kemudian hari. Bisa jadi terjebak dalam hubungan asmara yang tidak sehat hingga mengalami kekerasan.

Seorang aktivis pendampingan masyarakat dari Siklus Indonesia, Putri Khatulistiwa menyebutkan bahwa red flag adalah tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang perlu dipertanyakan atau divalidasi.

Dikutip dari laman Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Putri mengungkapkan bahwa setiap orang yang berada dalam relasi itu perlu memperhatikan tanda bahaya atau red flag agar tidak terjebak dalam toxic relationship.

10 Ciri-Ciri Red Flag dalam Hubungan Asmara

Tanda-tanda bahaya atau red flag pada pasangan tidak selalu tampak jelas. Hal ini karena seseorang bisa jadi sangat ahli dalam menampilkan citra diri yang baik di depan calon pasangan.

Namun, dalam banyak kasus red flag sebetulnya bisa disadari pada jalinan hubungan yang mulai terjalin meskipun samar-samar. Oleh karena itu, setiap orang perlu jeli dan cermat menyadari berbagai red flag.

Dikutip dari Psychology Today berikut ini ada 9 tanda yang bisa membantu Anda dalam menyadari ciri-ciri red flag dalam hubungan asmara:

1. Kesulitan berkomunikasi dalam hubungan

Hubungan yang sehat adalah hubungan di mana komunikasi bisa berjalan lancar. Sebaliknya, hubungan yang tidak sehat membuat dua orang yang terlibat mengalami kesulitan berkomunikasi.

Hal ini tentu menjadi alasan mengapa pasangan yang kurang bisa berkomunikasi adalah bagian dari red flag dan perlu diwaspadai.

Sebagai contoh, jika terjadi masalah pasangan bukannya berkomunikasi dan membuka diri, malah justru menarik dirinya dan diam. Tindakan ini tentu menyebabkann pasangannya merasa digantung dalam situasi yang tidak jelas.

2. Pasangan tidak bertanggung jawab atau kurang dewasa

Pasangan yang tidak memiliki rasa tanggung jawab atau kurang dewasa dalam mengatasi permasalahan adalah salah satu jenis red flag. Contoh sikap tidak bertanggung jawab atau kurang dewasa yang bisa dikenali pada pasangan bisa berupa:

  • ketidakmampuan mengatur keuangan;
  • tidak mampu mengurus dirinya sendiri;
  • tidak mampu menyelesaikan hal-hal dasar dan sulit diandalkan dalam pekerjaan mandiri;
  • ketidakmampuan membuat rencana hidupnya sendiri;
  • masih bergantung pada orang lain meskipun sudah di usia yang seharusnya mandiri.

3. Kurang percaya dengan satu sama lain

Red flag dalam hubungan asmara lain yang harus diwaspadai adalah hubungan yang selalu diwarnai dengan kecurigaan. Nilai dari diri sendiri, apakah Anda masih kurang mempercayai pasangan atau tidak.

Sebaliknya, apakah pasangan juga bisa mempercayai Anda. Kecurigaan satu sama lain umumnya diawali dari ketidakjujuran. Padahal kejujuran adalah fondasi dalam membangun hubungan yang sehat.

4. Keluarga dan teman dekat tidak menyukai pasangan

Keluarga dan teman dekat sering kali bisa merasakan tanda-tanda bahaya dari orang yang mendekati Anda. Jika orang tua atau teman dekat merasakan ada hal yang aneh tentang pasangan, ada baiknya Anda mencari tahu dan menyelidiki terlebih dahulu.

Terkadang orang-orang yang tidak terlibat dalam hubungan akan melihat dengan lebih objektif.

5. Pasangan ingin selalu mengontrol

Hubungan asmara bukanlah hubungan vertikal, seperti "atasan dengan bawahan", "majikan dan buruh", atau "orang nomor satu dan orang belakang."

Baik laki-laki maupun perempuan harus menghormati satu sama lain saat menjalin hubungan asmara.

Namun, jika salah satu orang yang terlibat ingin selalu mendominasi dan mengontrol pasangannya, maka patut dicurigai sebagai red flag.

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) hubungan ketidaksetaraan antar pasangan adalah pemicu utama kasus kekerasan dalam hubungan.

Tindakan ingin selalu mengontrol bisa dikenali dengan tanda-tanda berikut:

  • pasangan ingin selalu mengontrol ruang gerak Anda;
  • pasangan sengaja membuat Anda jauh dari orang-orang terdekat;
  • sering memaksa untuk memilih dia atau teman-teman, bahkan keluarga Anda;
  • memakai alasan cinta untuk mengendalikan Anda berbuat sesuatu yang tidak Anda inginkan.

6. Merasa tidak aman dalam hubungan

Hubungan yang sehat tentunya menciptakan rasa aman dan nyaman bagi dua orang yang terlibat. Sebaliknya, hubungan yang tidak sehat selalu diwarnai dengan perasaan tidak aman dan membuat kedua belah pihak membutuhkan jaminan satu sama lain.

Perasaan tidak aman ini juga termasuk red flag yang perlu dipertimbangkan untuk melanjutkan atau menghentikan hubungan.

7. Pasangan masa lalu yang kelam dan penuh rahasia

Masih dikutip dari Very Well Mind tanda bahaya atau red flag juga bisa dikenali dari masa lalu pasangan. Sebagai contoh, pasangan dulunya adalah pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka ia memiliki risiko lebih tinggi melakukan hal serupa pada pasangannya kelak.

Selain itu, tanda red flag pada pasangan juga bisa dipertimbangkan apabila ia dulu terlibat aktivitas ilegal hingga perilaku adiktif seperti alkohol hingga obat-obatan terlarang yang masih dilakukan secara terang-terangan atau diam-diam saat ini.

8. Terjebak pada hubungan masa lalu

Pasangan yang terjebak pada hubungan masa lalu umumnya kesulitan membangun hubungan sehat dengan orang baru. Inilah mengapa pasangan yang terjebak pada hubungan masa lalu masuk dalam kategori red flag.

Umumnya, tanda bahaya ini bisa dikenali dengan sikap pasangan yang selalu mengevaluasi mengapa hubungannya di masa lalu tidak berhasil. Mereka juga cenderung terus menyalahkan orang lain atas masalah yang ia hadapi di hubungan masa lalu maupun masa kini.

9. Hanya menjalin hubungan karena kebutuhan

Hubungan asmara yang sehat terjalin karena cinta dan komitmen, bukan untuk pemenuhan kebutuhan tertentu seperti seks, uang, dan status sosial.

Relasi yang didasari dengan kebutuhan satu sama lain menyebabkan orang yang telibat dapat tidak memiliki komitmen selain tujuannya. Jika kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, maka tidak ada lagi dasar untuk menjalani hubungan satu sama lain.

10. Hubungan dihiasi perilaku kasar

Red flag paling jelas dalam hubungan asmara adalah adanya perilaku kasar dan kekerasan. Ini bisa berupa pasangan melakukan kekerasan verbal, emosional, psikologis, seksual, hingga fisik.

Perilaku semacam ini meskipun intensitasnya ringan tetap merupakan red flag. Hal ini karena perilaku kekerasan umumnya akan berkembang lebih buruk seiring berjalannya waktu.

Baca juga artikel terkait RELATIONSHIP atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yonada Nancy