Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Pengertian Majas Sarkasme, Ciri-ciri dan Gaya Bahasa Sarkasme

Majas sarkasme, berikut ini pengertian, ciri-ciri, dan gaya bahasa majas sarkasme.

Pengertian Majas Sarkasme, Ciri-ciri dan Gaya Bahasa Sarkasme
Ilustrasi pelajaran Bahasa Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menekankan suatu gagasan atau makna-makna tertentu kepada pembacanya.

Salah satu jenis majas, ada yang dikenal sebagai majas sarkasme.

Berdasarkan catatan Rakhma Subarna dalam Bahasa Indonesia Kelas VII (2021, hlm. 58), majas sarkasme merupakan gaya bahasa yang ditujukan demi menyakiti perasaan seseorang.

Namun, pengertian tersebut dirasa kurang tepat karena sarkasme ditulis demi menjabarkan suatu keburukan.

Jadi, maksudnya bukan untuk menyakiti seseorang. Akan tetapi, demi menjelaskan suatu makna buruk yang memang hanya dapat digambarkan lewat kata-kata kasar.

Biasanya, orang yang menulis kata-kata sarkasme ini akan menyelipkan hinaan-hinaan tertentu yang kesannya negatif.

Ciri-ciri Majas Sarkasme Beserta Gaya Bahasanya

Gaya bahasa atau majas sarkasme banyak digunakan di dalam karya-karya fiksi dan seni. Misalnya, ada sarkasme yang dituliskan dalam prosa, puisi, dan komik.

Selanjutnya, ada juga majas sarkasme yang diujarkan lewat film atau penampilan teater. Dengan begitu, sarkasme bukan hanya mencakup bentuk tertulisnya saja.

Mengingat bahasa adalah bagian dari hasil pemikiran manusia, maka sarkasme termasuk sebagai salah satunya.

Ketika manusia ingin melukiskan sesuatu yang buruk tentang perilaku atau suatu hal, sarkasme bisa saja digunakan untuk menyindir.

Oleh sebab itu, sarkasme dalam Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia disebutkan Fadillah Tri dan Sefi Indra (2021, hlm. 38), sebagai bagian dari majas sindiran.

Pengertian menurut catatannya, sarkasme merupakan ungkapan atau pendapat yang disampaikan dengan maksud menyindir.

Berikut ini salah satu kalimat yang menggambarkan majas sarkasme.

"Hei bodoh, jangan sembarangan buang sampah."

Berdasarkan contoh di atas, kita dapat melihat adanya penggunaan kata “bodoh” kepada orang yang membuang sampah sembarangan.

Dengan begitu, sarkasme ini juga punya latar belakang tersendiri dalam penulisan atau pengujarannya.

Coba bayangkan ada seseorang yang membuang sampah di sungai. Lalu, ada orang lain yang memergokinya kemudian mengujarkan kalimat di atas. Ujaran tersebut disampaikan untuk menyampaikan maksud.

Dengan alasan, orang yang menghina orang lain ini ingin mengingatkan lewat cara menyindir. Bahwa, yang membuang sampah sembarangan termasuk kategori “bodoh”.

Peristiwa ini tentu bukan hanya terjadi di dalam cerita-cerita atau film yang sifatnya karangan. Akan tetapi, kita kerap mendengarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak jarang ada orang yang mengujarkan hal kasar demi menunjukkan perilaku buruk seseorang. Dengan maksud mengingatkan lewat sindiran, kata-kata berkonotasi negatif digunakan demi kebaikan.

Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini ciri-ciri lengkap majas sarkasme lengkap dengan gaya bahasanya.

  • Bertujuan untuk menyindir seseorang
  • Menggunakan gaya bahasa ujaran-ujaran yang kesannya negatif, bodoh, tolol, goblok, dan lain-lain
  • Disampaikan menggunakan gaya bahasa langsung sifatnya terang-terangan
  • Memiliki maksud dan tujuan tertentu sebelum mengatakan hal kasar (ada landasan).

Baca juga artikel terkait MAJAS atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno