Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Pengertian Hakikat Al-Quran dan Bukti Kebenarannya

Hakikat al-qur'an, keutamaan Al-quran, serta bukti kebenaran Al-quran.

Pengertian Hakikat Al-Quran dan Bukti Kebenarannya
Ilustrasi Alquran. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Al Quran merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman utama dalam menjalani kehidupan.

Pengertian dan Hakikat Al Qur’an

Secara bahasa, Al Quran berasal dari kata Qara’a - Yaqra’u - Qur’anan yang bermakna ‘bacaan’ atau ‘yang dibaca’.

Dasar dari pengertian ini ada dalam QS. Al-Qiyamah ayat 16 – 18 yang berbunyi sebagai berikut:

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ (18)

Bacaan latinnya: Laa tuharrik bihii lisaa naka lita'jala bih; Inna 'alainaa jam'ahuu wa qur aanah; Fa izaa qaraanaahu fattabi' qur aanah

Artinya: ”Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”.

Sedangkan pengertian secara istilah, mengutip dari buku Akidah dan Akhlak Kelas VIII, terbitan Kementerian Agama RI, tahun 2020: Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizatnya.

Jadi, siapa yang membaca kalam Allah itu merupakan ibadah baginya.

Al-Quran dengan arti bacaan, maka ia adalah kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari setiap umat Islam, karena isi dari kitab tersebut merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik.

Al-Quran juga bentuk mashdar dari القراة yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab seolah-olah Al-Quran menghimpun huruf-huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.

Nama Lain Al Qur’an

KHATAM AL QURAN

Sejumlah santri Pesantren Al Kautsar membaca Al Quran bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/5/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

Sebagai kitab suci, Al-Quran memiliki beberapa nama lain yang kerap digunakan. Berikut ini beberapa nama Al-Quran seperti dilansir oleh laman uinbanten.ac.id:

    • Al-Kitab.
Makna kitab adalah buku, yang diambil berdasarkan firman Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah ayat 2 yaitu:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

    • Al-Furqan.
Makna dari ‘furqon’ adalah ‘pembeda’, sehingga Al Furqon bermakna ‘menjadi pembeda yang benar dan yang salah’.

Nama tersebut diambil dari QS. Al-Furqon ayat 1 yang berbunyi:

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

Artinya:

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”

    • Az-Zikr.
Artinya adalah ‘peringatan’, sehingga Al-Quran adalah ‘pemberi peringatan’ sebab banyak ayat-ayatnya yang berisi peringatan pada manusia.

Nama ini diambil dari QS. Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi demikian:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

    • Al-Huda.
Kata Huda bermakna ‘petunjuk’ yang berarti ayat-ayat dalam Al-Quran berisi petunjuk bagi manusia. Huda adalah kata yang ada pada surah Al-Baqarah ayat 185 seperti berikut ini:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”

    • An-Nur.
Nur dalam bahasa Arab merarti cahaya, sehingga makna An Nur adalah Al-Quran merupakan cahaya petunjuk dan penerang bagi hati manusia.

Dalilnya adalah surah An-Nur:40:

اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ

Artinya: “Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikit pun.”

    • Al-Bayyinah
Bermakna 'keterangan', yang maknanya adalah ayat dalam Al-Quran berisi keterangan atau penjelas bagi suatu masalah.

Diambil dari surah Al-Bayyinah ayat 1 berikut ini:

لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ

Artinya: “Orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.”

Bukti Kebenaran Al-Quran

Al-Quran tidak dapat dibuat tandingannya, bahkan yang mirip dengan kalam di dalamnya satu ayat pun tidak bisa.

Pada masa pemerintahan Abu bakar Ash-Siddiq, muncul nabi-nabi palsu yang ingin membuat semacam kitab suci Al-Quran namun gagal total.

Mereka tak bisa menulis satu pun kalimat dengan kualitas kalimat indah seperti yang ada pada Al-Quran.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Maidah:48 seperti berikut ini:

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَrهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ

Wa anzalnaa ilaikal Kitaaba bilhaqqi musaddiqallimaa baina yadaihi minal Kitaabi wa muhaiminan 'alaihi fahkum bainahum bimaa anzalal laahu wa laa tattabi ahwaaa'ahum 'ammaa jaaa'aka minal haqq; likullin ja'alnaa minkum shir'atanw wa minhaajaa; wa law syaa allaahu laja'alakum ummatanw wahidataw walakilliyabluwakum fii maa aataakum fastabiqul khairat; ilallaahi marji'ukum jamii'aan fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihii takhtalifuun.

Artinya: "Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan", (QS. Al Maidah:48).

Makna dari ayat tersebut secara tersirat adalah tantangan pada orang-orang yang meragukan Al-Quran untuk:

  1. Menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan (QS. 52:34)
  2. Menyusun sepuluh surah semacam yang ada dalam Al-Quran (QS. 11:13)
  3. Menyusun satu surah saja semacam yang ada dalam Al-Quran (QS. 10:38)
  4. Menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan 1 surah dari Al-Quran (QS. 2:23).

Baca juga artikel terkait AL-QURAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno