Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Pengertian dan Karakteristik Hikayat

Berikut pengertian dan karakteristik dari hikayat yang biasa disebut sastra melayu klasik.

Pengertian dan Karakteristik Hikayat
Ilustrasi Hikayat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hikayat adalah bagian dari karya sastra lama yang berbentuk prosa. Di dalamnya termuat kisah mengenai kehidupan dahulu kala, misalnya keluarga istana, bangsawan-bangsawan, atau orang orang terkenal.

Melansir catatan Zamzam Nurhuda dalam Sentuhan Hikayat Islam Terhadap Kesusastraan Indonesia (halaman 1-2), terungkap bahwa hikayat terkadang sering disebut juga sebagai “Sastra Melayu Klasik”.

Pengertian tersebut diklaim berasal dari judul-judul karya sastra melayu klasik (muncul mulai 1870-an) yang menggunakan kata “hikayat” di bagian awal judulnya, salah satu contohnya adalah Hikayat Bayan Budiman.

Tomi Rianto dalam CCM Bahasa Indonesia SMA dan MA (2019:31) menuliskan, sastra melayu klasik atau hikayat ini menceritakan sebuah kisah menggunakan bahasa melayu yang digunakan di zamannya, tepatnya zaman melayu lama.

Di dalam buku Cerita Rakyat (2020:10) , Sumiati menjelaskan, hikayat juga merupakan kembaran dari cerita rakyat. Sebelum dituangkan dalam bentuk tulisan Arab Jawi berbahasa Melayu Klasik, cerita disampaikan secara turun-temurun melalui mulut. Ketika sudah dituliskan, maka prosa lisan tersebut dapat disebut sebagai hikayat.

Lantas, apa saja karakteristik dari hikayat yang biasa disebut sastra melayu klasik ini?

Karakteristik Hikayat

Sebagai karya sastra yang dituliskan di masa lalu, tentu terdapat perbedaan dengan karya-karya yang baru-baru ini muncul. Berikut ini beberapa poin terkait karakteristiknya (Sumiati, 2020:11).

1. Anonim

Dalam hal ini, cerita yang disampaikan tidak jelas siapa yang berperan sebagai penulisnya. Hal ini ternyata membawa opini masyarakat bahwa cerita yang disampaikan merupakan kejadian nyata.

2. Berlatar Istana

Di dalam hikayat, cerita lebih banyak menggunakan kerajaan sebagai latar tempatnya. Bahkan, cerita tersebut terkadang benar-benar melampirkan nama kerajaan yang pernah ada di dunia. Hal ini membuat hikayat seolah-olah menceritakan sejarah jika dibaca pada masa kini.

3. Mengandung Kemustahilan

Karakteristik ini menjabarkan bahwa hikayat menceritakan sesuatu yang sifatnya di luar nalar, misalnya supranatural atau adanya hal-hal aneh yang terjadi di luar logika manusia biasa.

4. Mengandung Kesaktian dan Kekuatan

Dari hal tidak masuk akal yang sebelumnya disebutkan, ternyata terdapat juga kesaktian atau kekuatan yang lahir darinya. Kita dapat melihat contoh kesaktian tersebut dari kutipan “Syah Peri Mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan”.

5. Mengandung Kebiasaan Zaman Dulu (tradisional)

Karakteristik ini menyiratkan bahwa hikayat sebenarnya juga melampirkan berbagai macam aktivitas yang dilakukan pada zaman tulisan dibuat. Oleh karena itu, kebiasaan mungkin akan terkesan asing bagi masyarakat milenial yang tidak mengetahui seperti kehidupan di masa lalu.

Baca juga artikel terkait HIKAYAT atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto