Menuju konten utama

Pengaruh Negatif Kemajuan IPTEK terhadap NKRI di Berbagai Bidang

Selain membawa kemajuan dan modernisasi, IPTEK juga memiliki sejumlah dampak negatif pada berbagai bidang kehidupan manusia

Pengaruh Negatif Kemajuan IPTEK terhadap NKRI di Berbagai Bidang
OPPO meluncurkan teknologi NPU (Neural Processing Unit) untuk pertama kalinya, OPPO Air Glass, dan beberapa inovasi lainnya. FOTO/Dok OPPO

tirto.id - Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan ilmu terapan yang dikembangkan manusia untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki. Perkembangan IPTEK bertujuan untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun, kemajuan IPTEK tidak hanya membawa dampak positif, ia juga melahirkan akibat-akibat negatif di berbagai bidang kehidupan manusia.

IPTEK dapat mendorong kemajuan suatu negara karena dapat meningkatkan peradaban manusia. Selain itu, IPTEK juga dapat meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa untuk mencapai tujuan-tujuan yang direncanakan.

Pada abad ke-21, rekayasa teknologi yang dikembangkan manusia terus mengalami kemajuan. Pada abad ini, perkembangan alat transportasi semakin membuktikan bahwa potensi manusia bersifat tanpa batas (atau batasnya belum diketahui).

Alat transportasi seperti mobil, kapal laut, dan pesawat udara membuat jarak tempuh antarnegara semakin pendek dan hanya memakan waktu yang sedikit.

Perkembangan IPTEK di Indonesia pun tidak ketinggalan dan berkembang sesuai kebutuhan sehari-hari.

Saat ini, kemajuan IPTEK sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, bidang hukum, pertahanan, hingga keamanan.

Pengaruh Negatif IPTEK bagi NKRI dalam Berbagai Bidang

Kemajuan IPTEK dapat berpengaruh negatif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Mengutip Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap NKRI (2020) yang ditulis Evy Pajriani dan buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2018), berikut ini merupakan pengaruh negatif IPTEK terhadap NKRI:

Bidang Politik

1. Kemajuan IPTEK dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk berpaling dari ideologi Pancasila bahkan lebih memilih ideologi liberalisme.

Hal ini terjadi karena perkembangan IPTEK mampu meyakinkan sebagian masyarakat Indonesia bahwa liberalisme akan membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran.

2. Munculnya gerakan terorisme dan radikalisme.

Para pelaku gerakan tersebut umumnya pintar memanfaatkan teknologi, seperti keterampilan merakit senjata, bom, dan lainnya.

Namun sayangnya, kepintaran tersebut digunakan untuk mengganggu keamanan negara.

3. Membuat stabilitas politik nasional terganggu.

Hal itu terjadi seiring dengan adanya tindakan anarki sebagai reaksi terhadap sikap pemerintah yang (menurut mereka) tidak terbuka.

Reaksi anarkis itu muncul karena kesalahpahaman masyarakat Indonesia mengenai nilai-nilai yang dibawa IPTEK seperti keterbukaan, kebebasan, dan demokrasi.

Bidang Ekonomi

1. Terjadinya banyak pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Kemajuan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat, yakni antara orang kaya dengan orang miskin.

Selain itu, ada juga persaingan bebas yang berakibat adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang. Yang menang akan memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang tertindas.

3. Produk lokal, terutama produk tradisional akan kalah saing dengan produk impor.

Hal ini terjadi karena indonesia akan dibanjiri barang-barang impor seiring dengan perdagangan bebas yang tidak mengenal batas-batas negara.

4. Cepat atau lambat perekonomian Indonesia akan dikuasai pihak asing karena mudahnya orang asing menanamkan modal di Indonesia.

Pada akhirnya, mereka dapat mendikte bahkan menekan pemerintah. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.

5. Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.

6. Koperasi akan semakin sulit berkembang dan sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang.

Bidang Sosial Budaya

1. Muncul sifat hedonisme yakni kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi.

Hal ini dapat membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya, meski harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Masyarakat cenderung bersifat individualis, yakni sifat mementingkan diri sendiri, memandang orang lain tidak ada, dan tidak berarti.

3. Munculnya westernisasi, yakni gaya hidup yang berorientasi kepada budaya Barat tanpa diseleksi terlebih dahulu.

4. Pudarnya semangat gotong royong, kepedulian, solidaritas, dan kesetiakawanan sosial.

5. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat kian tergerus.

6. Terdapat perubahan tata nilai kehidupan dalam masyarakat, seperti cara bekerja dan gaya hidup.

7. Sifat konsumtif meningkat dan mengutamakan konsumsi barang impor.

8. Dapat meningkatkan kenakalan dan kriminalitas.

9. Munculnya kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin.

10. Memudarkan nilai-nilai bangsa.

Bidang Pendidikan

1. Penyalahgunaan IPTEK dilakukan melalui tindak kriminal atau perilaku yang tidak dibenarkan hukum.

2. Motivasi dan prestasi belajar menurun, serta berkurangnya jumlah jam belajar karena waktu dihabiskan untuk bermain gim atau berselancar di media sosial.

3. Penurunan moral masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan remaja.

Bidang Hukum, Pertahanan, dan Keamanan

1. Dapat menimbulkan tindakan vandalis yang mengganggu stabilitas nasional, ketahanan sosial, bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Semakin menurunnya peran masyarakat dalam menjaga ketertiban, keamanan, dan kedaulatan negara.

Baca juga artikel terkait KEYWORD EXPLORER atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Abdul Hadi