Menuju konten utama

Pengamat Pendidikan Tak Sepakat E-Sport Dimasukkan ke Kurikulum

Pengamat tak sepakat bila e-sport dimasukkan ke kurikulum. Alasannya, anak Indonesia butuh olahraga nyata.

Pengamat Pendidikan Tak Sepakat E-Sport Dimasukkan ke Kurikulum
Grand Final Indonesian eSports Games (IEG) 2018-2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pengamat Pendidikan dari Universitas Multimedia Nusantara Doni Koesoema menanggapi usulan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang hendak memasukkan e-sport ke kurikulum pendidikan di Indonesia.

"Game online sebagus apapun merupakan permainan yang menjauhkan anak-anak dari dunia nyata dan interaksi sosial," ujar Doni kepada Tirto, Selasa (29/1/2019).

Ia juga menilai, game online hanya terfokus pada kegiatan non-fisik alias hanya olah pikir dan melibatkan keterampilan tangan saja. Sebab itu, ia menyarankan agar lebih mengoptimalkan olah raga yang lebih mengedepankan gerak fisik.

"Yang diperlukan anak Indonesia adalah olah raga sungguhan. Karena [olah raga] menjadi amanat revolusi mental pendidikan, melalui Perpres penguatan pendidikan karakter," ujar dia.

Dalam konteks usulan Menpora tersebut, ia juga menyatakan tidak semua hal harus termaktub menjadi kurikulum. Sebab baginya kurikulum bukanlah panasea bagi seluruh permasalahan pendidikan bangsa.

"Mungkin bisa masuk dalam ekstrakulikuler tapi perlu dijelaskan apa tujuan utamanya," tegas dia.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menginginkan agar e-sport bisa masuk ke kurikulum sekolah.

Menurut Imam, e-sport bukan hanya semata kegiatan bermain game namun juga masuk dalam kategori olahraga yang memerlukan kesiapan pemainnya, baik secara fisik maupun mental.

“Di sekolah menengah, di kalangan pelajar, saya kira ini harus dibuka kurikulum atau pengetahuan terkait e-sport secara formal,” kata Imam di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (28/1/2019).

Di luar rencana memasukkan e-sport ke kurikulum, pemerintah bakal menggelar Piala Presiden E-Sports 2019 yang mempertandingkan para pemain gim Mobile Legends. Rencananya, kompetisi tersebut akan digelar di delapan kota terlebih dahulu sebelum tim terbaik dari masing-masing kota kualifikasi maju ke babak Grand Final pada 30-31 Maret 2019.

Kedelapan kota yang menjadi tempat untuk babak kualifikasi itu ialah Palembang, Bekasi, Solo, Pontianak, Denpasar, Makassar, Manado, dan Surabaya.

“Setelah gelaran Asian Games tahun lalu, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar pada e-sport dan melihat akan adanya potensi besar dari industri ini demi kemajuan Indonesia,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta pada Senin (28/1/2019).

Baca juga artikel terkait PIALA PRESIDEN E-SPORTS atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH