Menuju konten utama
Pendidikan Kewarganegaraan

Pengamalan Sumpah Pemuda dan Nilai Sejarahnya dalam Kehidupan

Berikut ini beberapa contoh pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda yang masih relevan untuk diterapkan di masa-masa sekarang ini dalam kehidupan sehari-hari.

Pengamalan Sumpah Pemuda dan Nilai Sejarahnya dalam Kehidupan
Contoh toleransi beragama, siswa SD Kristen Petra mengajak keliling siswa SD Islam Ar-Rahman di Jombang, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww.

tirto.id - Salah satu wujud pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari adalah toleransi beragama atau pun toleransi dalam berbagai hal lain.

Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peringatan ini terkait dengan sejarah Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang melahirkan ikrar Sumpah Pemuda. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanggal 27 Oktober 1928, di Gedung Katholikee Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik) dilaksanakan Kongres Pemuda II. Hari berikutnya, tanggal 28 Oktober 1928, lokasi kongres pindah ke Gedung Oost Java, Medan Merdeka Utara, kini wilayah Jakarta Pusat.

Adapun tujuan pelaksanaan Kongres Pemuda II adalah untuk melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia, membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, serta memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Sejarah Sumpah Pemuda

Kongres pertama yang dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda di setiap daerah ini bertujuan untuk mengedepankan paham persatuan dan kebangsaan serta mempererat hubungan antarperkumpulan kebangsaan.

Akan tetapi, hasil dari kongres tersebut dinilai belum mencapai tujuan.

Setelahnya, berdiri Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada 17 Desember 1927. Organisasi ini mengupayakan penyamaan arah aksi kebangsaan.

Atas inisiatif PPPKI dan didukung oleh organisasi pemuda lainnya, dibentuklah panitia Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928.

Isi Sumpah Pemuda

Tanggal 28 Oktober 1928, dibacakan isi dari hasil kongres tersebut yang meliputi tiga poin. Berikut ini adalah isi Sumpah Pemuda:

  1. Kami putra putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dalam Makna Sumpah Pemuda (2012) Sri Sudarmiyatun menyampaikan, terdapat nilai yang dapat diambil dari Sumpah Pemuda, yakni patriotisme, gotong royong, musyawarah mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan, persatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, dan tanggung jawab.

Beberapa aspek positif yang lahir dari ketiga poin Sumpah Pemuda dan sifatnya positif dapat dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Contoh Pengamalan Nilai Sumpah Pemuda

Semangat persatuan saat Sumpah Pemuda membawa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama bisa berjuang dalam satu semangat.

Kendati memiliki latar belakang yang berbeda-beda, persatuan menciptakan nilai baru yang bisa diteladani.

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 3 (2008:7), diuraikan beberapa nilai yang bisa diamalkan dari Sumpah Pemuda, antara lain:

  1. Mempererat hubungan kekeluargaan
  2. Terciptanya kerukunan hidup
  3. Membina rasa kesetiakawanan sosial
  4. Memperkokoh rasa cinta tanah air, sehingga tidak mudah terpengaruh bangsa lain.

Contoh pengamalan Sumpah Pemuda masih relevan untuk diterapkan di masa-masa sekarang ini. Salah satunya adalah mengenai toleransi beragama atau pun toleransi dalam berbagai hal lain.

Indonesia sebagai negara majemuk terdiri dari berbagai suku, adat, agama, yang berbeda-beda. Sudah sepatutnya kita saling menghargai dan menghormati sesama meskipun berasal dari latar belakang yang tidak sama.

Baca juga artikel terkait MAKNA SUMPAH PEMUDA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno