Menuju konten utama

Penembakan Colorado: Siapa Ahmad Al Aliwi Alissa & Aturan Senjata?

Kasus penembakan di Colorado, Amerika Serikat telah menewaskan 10 orang.

Penembakan Colorado: Siapa Ahmad Al Aliwi Alissa & Aturan Senjata?
Polisi berdiri di luar toko kelontong King Soopers tempat penembakan terjadi, Senin, 22 Maret 2021, di Boulder, Colo. (AP Photo / David Zalubowski)

tirto.id - Telah terjadi penembakan di toko kelontong di Boulder, Colorado, Amerika Serikat pada Senin sore waktu setempat. Kejadian itu setidaknya telah menewaskan 10 orang, termasuk anggota kepolisian. Menurut polisi, pelaku penembakan itu bernama Ahmad Al Aliwi Alissa (21).

Sebagaimana diwartakan The New York Time, Rabu (24/3/2021), polisi mengatakan bahwa mereka sudah menahan tersangka usai insiden penembakan itu. Dalam sebuah video, terlihat seorang pria sedang diborgol dan dikawal dari gedung, bertelanjang dada, dengan kaki kanan yang berlumuran darah.

"Saya pikir saya akan mati," kata Alex Arellano (35) menggambarkan kondisi tersebut, di mana dia mendengar serangkaian tembakan, kemudian melihat orang-orang berlari menyelamatkan diri.

Seorang petugas yang meninggal dalam aksi penembakan itu adalah Eric Talley (51). Ia adalah orang pertama yang datang ke tempat kejadian saat orang-orang melaporkan ada seorang pria bersenjata yang masuk ke toko klontong.

Sementara Dean Schiller, yang memposting sebuah video dari tempat kejadian, mengatakan dia mendengar selusin tembakan dan melihat tiga orang terluka, dua di tempat parkir dan satu lagi di dalam supermarket.

Siapa Ahmad Al Aliwi Alissa, Pelaku Penembakan?

Polisi sudah mengidentifikasi pelaku penembakan itu bernama Ahmad Al Aliwi Alissa (21) dan ia sudah ditahan. Sebagaimana dilaporkan CNN, menurut polisi, senjata yang dipakai dalam aksi penembakan di toko kelontong itu adalah pistol jenis AR-15, tapi sudah dimodifikasi.

Menurut polisi, Alissa adalah satu-satunya orang yang terlibat dalam aksi penembakan tersebut. Berdasarkan surat perintah penangkapan, Alissa telah didakwa dengan 10 tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.

Menurut surat perintah tersebut, Alissa dipersenjatai dengan senapan serbu atau "AR-15 hitam" dan mengenakan rompi lapis baja. Para penyelidik juga mengatakn, Alissa telah membeli pistol jenis Ruger AR556 pada 16 Maret lalu.

Berdasarkan keterangan jaksa wilayah Boulder Country, Michael Dougherty, Alissa adalah penduduk Arvada, tetapi ia telah menjalani sebagian besar hidupnya di Amerika Serikat. Menurut saudara laki-lakinya, Alissa adalah orang yang "paranoid".

Alissa bersama keluarganya beremigrasi dari Suriah, menurut saudara laki-lakinya, Ali Aliwi Alissa (34) adiknya mungkin menderita penyakit mental. Kepada CNN, ia mengatakan adiknya sering mengalami perundungan saat di sekolah menengah. Mereka mengolok-olok nama Alissa dan karena menjadi Muslim dan itu mungkin telah membuat dia menjadi "anti-sosial".

Sementara menurut pengakuan Demien Cruz yang telah mengenal Alissa sejak kelas lima. “Orang-orang memilih untuk tidak main-main dengannya karena temperamennya, orang-orang memilih untuk tidak benar-benar berbicara dengannya karena [...] bagaimana dia bertindak dan hal-hal seperti itu. Jadi ya, dia sangat sendirian,” kata Damien Cruz.

Menurut saudaranya, Alissa menjadi semakin "paranoid" sekitar tahun 2014 dan dia percaya bahwa dia sering diikuti dan dikejar orang-orang. "Dia selalu curiga ada orang di belakangnya, ada yang mengejarnya," kata Ali Alissa.

"Kami terus mengawasinya ketika dia di sekolah menengah. Dia akan berkata, 'Seseorang mengejarku, seseorang sedang menyelidiki aku.' Dan kami seperti, 'Ayo bung. Tidak ada apa-apa.' ...," kata saudaranya itu menambahkan.

Aturan Pemakaian Senjata Api di Amerika

Sudah bukan rahasia umum lagi bila orang-orang di Amerika memiliki senjata api. Sebab, hampir setiap orang dewasa dapat memiliki dan membawanya. Sebagaimana diwartakan BBC, ketika negara itu didirikan, hak untuk membeli dan membawa senjata ada tertulis dalam konstitusi dan ini merupakan aturan dasar suatu negara.

Satu-satunya alasan seseorang tidak diizinkan memiliki senjata api adalah jika mereka seorang terpidana kriminal, memiliki penyakit kesehatan mental dan bukan warga negara Amerika Serikat.

Dan aturan memiliki senjata api itu sudah ada sejak tahun 1791. Maka daripada itu, memiliki dan memiliki senjata sudah lama diizinkan kepada orang Amerika. Kendati demikian, aturan senjata ini berbeda-beda di setiap negara bagian AS. Selain itu, ada undang-undang khusus untuk mencegah orang memiliki senjata di tempat-tempat tertentu, seperti di sekolah atau dekat sekolah.

Di negara bagian Nevada aturan itu tidak seketat negara bagian lain, di mana orang tidak perlu memberitahu siapa pun bahwa mereka memiliki senjata api. Selain itu, ada juga aturan berbeda tentang jenis senjata yang boleh dimiliki orang dan aturan ini berbeda di setiap negara bagian.

Kendati demikian, ada banyak yang tidak sepakat dengan aturan senjata api ini. Sebab, menurut mereka, insiden penembakan seperti yang terjadi baru-baru ini dapat dicegah jika aturan tentang kepemilikan senjata lebih diperketat.

Selain itu, menurut mereka, harus ada lebih banyak lagi aturan tentang jenis senjata yang boleh dimiliki dan pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat untuk memastikan seseorang itu tidak berbahaya saat memiliki senjata.

Seandainya di negara orang tidak diperbolehkan membawa senjata, kata mereka, maka akan lebih sedikit orang yang terbunuh setiap tahunnya. Untuk itu, mereka meminta, Amerika harus mengubah aturannya.

Namun, orang-orang yang setuju dengan aturan itu mengatakan, alasan mereka memiliki senjata adalah untuk melindungi diri. Apabila senjata dilarang, maka penjahat tetap akan memilikinya dan orang biasa tidak akan dapat membela diri jika diperlukan.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN DI COLORADO atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya