Menuju konten utama

Penelitian Sebut Sikap Optimistis Bisa Buat Panjang Umur

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sikap optimisme dengan jangka usia yang lebih panjang pada kelompok eksperimennya.

Penelitian Sebut Sikap Optimistis Bisa Buat Panjang Umur
Ilustrasi orang yang optimis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Banyak orang setuju bahwa individu yang memiliki sikap optimistis biasanya lebih tangguh dalam menyelesaikan berbagai masalah. Orang-orang dengan sikap optimistis biasanya memiliki emosi yang membuatnya nampak selalu positif dan sehat. Ternyata anggapan semacam ini bukanlah penilaian subyektif belaka. Baru-baru ini sebuah penelitian membuktikan bahwa optimisme mampu meningkatkan kualitas kesehatan seseorang dan juga memberikan usia yang lebih panjang.

Optimisme membuat panjang umur

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lewina Lee dan timnya dari Sekolah Kedokteran Universitas Boston membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara optimisme dengan jangka usia kelompok eksperimennya.

Dilansir dari ScienceDaily, Lee dan rekan-rekannya melakukan penelitian jangka panjang untuk menilai seberapa kuat pengaruh optimisme terhadap usia antara dua kelompok eksperimen. Yakni kelompok pria yang diteliti selama 30 tahun dan kelompok perempuan yang diteliti selama 10 tahun.

Penelitian yang dimulai sejak 1968 hingga 2016 ini membuktikan bahwa kelompok perempuan yang paling optimisme memiliki umur 15 persen lebih panjang daripada mereka yang memiliki optimisme lebih sedikit. Sementara untuk kelompok pria, para partisipan yang paling positif memiliki rentang hidup hampir 11 persen lebih lama.

“Banyak bukti yang menunjukkan bahwa umur panjang biasanya disertai dengan rentang yang panjang pula dalam kesehatan dan hidup tanpa disabilitas. Sehingga temuan kami meningkatkan kemungkinan menarik bahwa kita mungkin dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi penuaan dengan mengolah kemampuan psikosisial seperti optimisme” kata Lee seperti yang dilansir dari The Guardian.

Sebelum Lee dan timnya, Harvard Medical School sempat mempublikasikan temuan serupa tahun 2008 lalu. Dilansir dari Harvard Health, sebuah studi jangka pendek mengevaluasi hubungan antara optimisme dan kesehatan secara keseluruhan pada 2.300 orang dewasa. Lebih dari dua tahun, orang-orang yang memiliki pandangan positif jauh lebih mungkin untuk tetap sehat dan menikmati hidup mandiri dibandingkan rekan-rekan mereka yang kurang ceria.

Bagaimana cara kerjanya?

Orang yang dikenal optimisme lebih cenderung mempraktikkan perilaku sehat seperti makan makanan yang sehat dan olahraga secara teratur.

“Selain mengedukasi dan mendorong orang-orang untuk makan-makanan seimbang dan berolahraga secara teratur untuk memaksimalkan umur panjang, kita harus mensejahterakan konsisi psikologis dan pentingnya optimisme” kata Dr. Catherine Hurt, ahli kesehatan psikologi dari Universitas London, “pandangan optimisme tampaknya menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat”

Dilansir dari ABC News, mereka yang dikenal lebih baik dalam mencari dukungan sosial di saat kondisi tertekan. Orang yang optimisme juga dinilai lebih baik dalam merencanakan tantangan di masa depan dan lebih cenderung memiliki rencana perbaikan ketika terjadi kesalahan.

Selain itu, gaya berpikir positif (termasuk optimisme) juga memengaruhi kondisi biologis seseorang secara langsung. Menurut Harvard, pikiran optimisme ikut berperan dalam melindungi kerja jantung dan sirkulasi. Hal ini memberikan sebuah petunjuk untuk bahwa ada manfaat optimisme untuk kesehatan secara keseluruhan.

Teori ini lalu terungkap pada beberapa tahun terakhir. Menurut Dr. Eric Kim dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard di Boston, pada tahun 2015 para ilmuwan menemukan struktur baru di dalam otak yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh individu secara langsung.

Emosi positif berhubungan dengan peningkatan Immunoglobulin A, yakni sebuah antibodi yang berada di garis pertahanan terdepan dalam melawan serangan penyakit. Efek-efek dari emosi positif yang juga akan terjadi secara subjektif pada individu antara lain:

    • Menunjukkan lebih sedikit gejala penyakit fisik dari pada mereka yang memiliki merasa sedih
    • Menganggap diri mereka lebih kuat dibanding orang yang memiliki emosi negatif sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjaga kesehatan
    • Merasa percaya diri dalam menjaga kesehatan dan percaya bahwa perasaan positifnya akan meringkankan penyakit yang diderita.

Baca juga artikel terkait OPTIMISME atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari