Menuju konten utama

Penelitian: Menghemat Listrik Juga Berpengaruh pada Kesehatan

Menghemat listrik ternyata bisa mengurangi paparan polusi udara yang berpengaruh ke kesehatan.

Penelitian: Menghemat Listrik Juga Berpengaruh pada Kesehatan
tulisan ajakan untuk menghemat listrik terpasang di dinding sekolah sd negeri 1 tanah tinggi, tangerang, banten, rabu (3/8). menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika serikat (as) menjadi salah satu indikator diturunkannya tarif listrik dan 12 golongan tarif tenaga listrik yang mengikuti mekanisme 'tariff adjustment' (ta) akan mengalami penurunan pada agustus 2016. antara foto/lucky r/foc/16.

tirto.id - Mematikan lampu dan membeli peralatan yang hemat energi bukan hanya bermanfaat pada kondisi finansial, namun juga mampu menyelamatkan nyawa kita.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Environmental Science & Technology dari University of Wisconsin-Madison menjelaskan bahwa menghemat energi juga menyelamatkan nyawa dan bahkan mengurangi lebih banyak biaya untuk mengurangi efek kesehatan yang merugikan yang disebabkan oleh polusi udara.

"Dengan menghemat listrik, kita juga dapat menyelamatkan nyawa. Ada sejumlah manfaat kesehatan. Ini bonus. Kami menemukan ada alasan kesehatan tambahan untuk mematikan lampu," kata David Abel yang memimpin penelitian.

Abel dan rekan-rekannya, termasuk penulis senior Tracey Holloway dari Nelson Institute, menggunakan seperangkat tiga model yang banyak digunakan untuk menghitung emisi pembangkit listrik, kualitas udara dan kematian manusia selama rentang tiga bulan musim panas, ketika penggunaan energi tinggi.

Temuan mereka menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi energi musim panas sebesar 12 persen akan mengurangi paparan polusi udara, khususnya ozon dan partikel halus.

Singkatnya, udara yang lebih bersih akan menyelamatkan 475 nyawa manusia setiap tahun di Amerika Serikat, senilai sekitar 4 miliar dolar Amerika Serikat.

Penghematan itu berarti hampir 5 sen per kilowatt jam energi yang digunakan. Itu adalah insentif besar, catat tim Wisconsin, mengingat bahwa biaya listrik rata-rata sekitar 10 sen per kilowatt jam.

"Kami mencoba menjelaskan bagaimana perubahan dalam sistem energi memiliki manfaat bagi kesehatan masyarakat. Sebagian besar, komunitas energi tidak fokus pada efek kesehatan manusia dari polusi udara," jelas Holloway.

Dengan menunjukkan penghematan dan bagaimana mengukur secara akurat nilai nyawa yang diselamatkan serta terkait pengurangan biaya perawatan kesehatan, tim peneliti berharap pemerintah merespon penemuan ini.

Idealnya, dengan penemuan ini setidaknya menambah dorongan baru untuk strategi yang ada yang digunakan oleh pemerintah dan industri energi untuk membantu konsumen menghemat energi.

Polusi udara seperti ozon dan partikel halus yang disebabkan oleh emisi dari pembangkit listrik yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Mereka diketahui berkontribusi terhadap peningkatan insiden serangan asma dan penyakit pernapasan lainnya.

Banyak negara di Amerika Serikat gagal memenuhi standar ozon dan partikulat, seperti yang disyaratkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan.

"Ini sepertinya kesempatan yang terlewatkan. Efisiensi energi gratis, namun tidak dimasukkan dalam keranjang solusi,” kata Holloway.

Dilansir News Wisc, tujuan implisit dari penelitian baru ini, kata Abel dan Holloway, adalah untuk membantu membangun jembatan antara serangkaian peneliti dan pembuat kebijakan.

Infografik SC Hemat Listrik Bikin Sehat

Infografik SC Hemat Listrik Bikin Sehat. tirto.id/Tino

Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo