Menuju konten utama

Penelitian: Anjing Bisa Merasakan Emosi Takut dan Bahagia Manusia

"Ini menambah bukti yang menunjukkan bahwa anjing sangat sensitif terhadap perhatian manusia."

Penelitian: Anjing Bisa Merasakan Emosi Takut dan Bahagia Manusia
Ilustrasi anjing di lapangan bola. FOTO/iStock

tirto.id - Pernah melihat anjing peliharaan menggonggong saat melihat orang asing di sekitar mereka? Menurut beberapa orang hal itu karena anjing tidak mengenalnya, ia sedang berusaha mengusir seseorang yang asing dari wilayahnya. Hal itu bisa saja benar karena anjing memang mampu mengenal majikannya dengan baik.

Dugaan tersebut dikonfirmasi oleh para ilmuwan, bahwa anjing memang benar-benar bisa mencium keadaan emosi Anda, dan merasakan emosi itu sebagai milik mereka.

Penelitian berjudul Interspecies transmission of emotional information via chemosignals: from humans to dogs (Canis lupus familiaris) menjelaskan, anjing dapat melihat dan mendengar tanda-tanda emosi manusia.

“Selama ini indra penciuman anjing kerap tidak bisa berperan sebagai petunjuk untuk menangkap emosi manusia, karena kita terlalu fokus pada sistem visual. Tetapi kami telah membuktikannya, bahwa penciuman anjing lebih unggul dari itu,” kata peneliti Biagio D'Aniello dari University of Naples.

D'Aniello dan rekan-rekannya melibatkan beberapa koresponden. Pertama, para sukarelawan itu diminta untuk menonton video yang dirancang agar menyebabkan respons ketakutan, respons kebahagiaan, atau respon netral. Setelah itu, tim peneliti akan mengumpulkan sampel keringat mereka.

Selanjutnya, para peneliti memberikan sampel bau ini pada anjing domestik, dan memantau perilaku dan detak jantung mereka.

Anjing yang terpapar oleh aroma dari keringat mereka yang ketakutan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda stres daripada anjing yang terpapar dengan aroma bahagia atau netral.

Mereka juga memiliki detak jantung yang lebih tinggi dan terus mencari kepastian yang lebih pada pemiliknya.

Penelitian D'Aniello menunjukkan bahwa manusia dapat secara tidak sengaja memancing emosi anjing mereka dari bau mereka. Penelitian lain yang berjudul Human attention affects facial expressions in domestic dogs menunjukkan bahwa anjing dapat menujukkan rasa balas budinya dengan menggunakan wajah ekspresif mereka.

Juliane Kaminski dari University of Portsmouth yang menulis penelitian tersebut menemukan bahwa wajah anjing paling ekspresif ketika mereka tahu orang-orang memandanginya.

Kaminski dan timnya mencoba mengajak anjing untuk dikenalkan pada orang-orang yang sedang memandang atau menghadap mereka, juga pada orang yang menyajikan mereka makanan atau tidak menawarkan apa-apa. Peneliti menemukan bahwa ada beberapa variasi gerakan wajah anjing dalam empat skenario.

Ekspresi wajah anjing-anjing itu paling bervariasi ketika orang itu memandanginya. Sebaliknya, anjing tidak memiliki tanda-tanda apapun saat mereka pada orang-orang yang punya makanan. Padahal sebelumnya makanan bisa saja memancing anjing untuk terlihat sangat imut, karena mereka menginginkan sesuatu dari manusia.

"Ini menambah bukti yang menunjukkan bahwa anjing sangat sensitif terhadap perhatian manusia," kata Kaminski.

Kaminski menemukan bahwa ketika anjing diawasi, mereka sering mengangkat alis dengan cara tertentu. Gerakan alis ini ditunjukkan oleh anjing sebagai bentuk perlindungan. Ini mungkin membuat mata anjing terlihat sedih atau seperti bayi, menciptakan respons empatik.

Kita sudah tahu bahwa kecerdasan emosional anjing yang mencolok terhadap manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Dilansir New Scientist, Márta Gácsi dari Universitas Eötvös Loránd di Budapest menjelaskan bahwa manusia selalu tahu bahwa anjing mengumpulkan informasi tentang mitra sosial mereka melalui saluran indera yang berbeda untuk memutuskan bagaimana merespons situasi.

"Namun, tidak mudah untuk menyelidiki proses seperti itu sehingga kita dapat membuka mekanisme itu terus menerus melalui penelitian semacam ini," jelas Gácsi.

Baca juga artikel terkait ANJING atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani