Menuju konten utama

Penelitian: Anak-anak Sulung Belajar Seks dari Orang Tua Mereka

Hasil studi dari Sex Education menyatakan, anak sulung banyak belajar seks dari orang tua mereka. 

Penelitian: Anak-anak Sulung Belajar Seks dari Orang Tua Mereka
Pendidikan seks di sekolah. Foto/Holly Andres

tirto.id - Seorang anak yang lahir sebagai kakak atau anak sulung banyak belajar seks dari orang tua mereka. Fakta ini diungkap oleh studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Sex Education.

Para peneliti menemukan bahwa, anak-anak sulung lebih mungkin melaporkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan seks mereka daripada anak-anak yang lahir belakangan, terutama pada anak laki-laki.

Dipimpin oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM), penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara urutan kelahiran dan dua hasil kesehatan seksual yaitu keterlibatan orang tua dalam pendidikan seks dan pengalaman seksual awal.

Para peneliti mengatakan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara urutan kelahiran dan keterlibatan orang tua dalam belajar tentang seks dapat membantu meningkatkan desain dan pengiriman program pendidikan seks.

Peneliti menggunakan data dari Survei Nasional ketiga Sikap dan Gaya Hidup Seksual (Natsal-3), studi ilmiah terbesar tentang kesehatan seksual dan gaya hidup di Inggris.

Penelitian ini telah dilakukan setiap 10 tahun sejak 1990 oleh LSHTM, UCL dan NatCen Social Research, dan melibatkan wawancara dengan lebih dari 45.000 orang hingga saat ini.

Mengambil sub-sampel dari peserta Natsal yaitu 3-5.000 orang berusia 17 hingga 29 tahun yang lahir pertama, tengah, atau terakhir.

Tim peneliti menganalisis tanggapan terhadap pertanyaan tentang keterlibatan orang tua atau saudara kandung dalam pendidikan seks serta pengalaman seksual awal.

Anak-anak yang lahir pertama lebih mungkin melaporkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan seks, dibandingkan anak-anak yang dilahirkan kemudian.

Dari sampel penelitian, 48 persen wanita anak sulung dan 37 persen laki-laki anak sulung melaporkan telah mendiskusikan seks dengan orang tua mereka sejak berusia 14 tahun.

Anak laki-laki tengah dan terakhir lebih kecil kemungkinannya untuk mendiskusikan seks dengan orang tua mereka.

Meskipun ada perbedaan berdasarkan urutan kelahiran dalam keterlibatan orang tua dalam pendidikan seks, tampaknya tidak ada hubungan antara urutan kelahiran dan pengalaman seksual awal.

"Meskipun ada banyak penelitian tentang bagaimana urutan anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga dapat memengaruhi hasil psikologis atau sosial, studi tentang hubungan antara urutan kelahiran dan hasil kesehatan seksual terbatas,” kata Lotte Elton, yang memimpin penelitian.

Ketika para peneliti mengamati keterlibatan saudara kandung dalam belajar soal seks, mereka menemukan bahwa semua anak yang lahir belakangan atau anak tengah dan anak terakhir lebih mungkin melaporkan belajar tentang seks dari saudara kandung mereka.

Saudara kandung memainkan peran yang lebih besar dalam pembelajaran mereka tentang seks, para penulis mengatakan bahwa saudara dan saudari dapat dimanfaatkan dalam program pendidikan seks.

Mengingat bahwa anak-anak yang dilahirkan kemudian belajar dari saudara kandung mereka tentang seks, program pendidikan seks khusus dapat lebih memperlengkapi remaja untuk mengajar adik-adik mereka tentang seks, terutama di mana keterlibatan orang tua dalam pendidikan seks rendah.

"Temuan kami mendukung pekerjaan sebelumnya yang menunjukkan kesenjangan gender dalam keterlibatan keluarga dalam pendidikan seks, menyoroti perlunya kerja lebih lanjut di bidang ini - khususnya seputar bagaimana urutan kelahiran dapat memengaruhi keterlibatan orang tua pada anak-anak mengenai pendidikan Seks mereka,” ujar Wendy Macdowall yang juga terlibat dalam penelitian seperti dilansir Sciencedaily.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN SEKSUAL atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo