Menuju konten utama

Peneliti Temukan Vaksin Eksperimental Atasi Virus Zika

Peneliti di Institut Teknologi Massachusetts tengah mengembangkan vaksin percobaan yang dibuat dalam sepekan. Setelah diujicobakan, vaksin ini mampu melawan virus influenza, Ebola, bahkan Zika.

Peneliti Temukan Vaksin Eksperimental Atasi Virus Zika
Teknisi kesehatan Kementerian Kesehatan di San Jose, Kosta Rika setelah mengkonfirmasi kasus pertama virus zika di negara itu. (Antara Foto/Reuters/Juan Carlos Ulate)

tirto.id - Satu jenis vaksin eksperimental yang dibuat hanya dalam waktu sepekan dan diujicobakan pada tikus, terbukti mampu melindungi hewan itu dari virus influenza, Ebola, bahkan Zika, hingga dianggap mampu mencegah penyakit dengan cepat.

Keterangan itu diperoleh dari peneliti Institut Teknologi Massachusetts (MIT) belum lama ini. Meski begitu, para ilmuwan MIT tersebut menjelaskan, vaksin itu masih dalam tahap pengembangan awal.

Vaksin tersebut menggunakan RNA, material genetis yang dirancang melawan virus, bakteri, atau parasit penyebab penyakit dengan menguatkan respon imun dalam tubuh.

Material genetis, mRNA (RNA Messenger) disimpan dalam suatu molekul agar dapat disalurkan ke sel pembangun respon imun terhadap penyebab penyakit (patogen) tertentu.

Peneliti mengatakan, pendekatan itu memungkinkan pembuatan vaksin sesuai ragam jenis penyakit dengan cepat. Temuan itu berseberangan dengan metode tradisional pembuatan vaksin yang masih membutuhkan waktu lama.

Vaksin RNA berbeda dari sebagian besar jenis lainnya, melibatkan bagian tak aktif dari virus atau patogen.

"Saat ini kita memiliki kemampuan mengantisipasi situasi yang mendesak dengan membuat pencegahan aman," ujar Omar Khan, ilmuwan teknik kimia MIT yang membantu merintis teknologi tersebut.

Khan menambahkan, virus semacam Zika atau Ebola dapat dicegah dalam kurun waktu tujuh hari.

Dengan begitu, vaksin percobaan ini diharapkan dapat melakukan pencegahan virus atau patogen tertentu, salah satunya Zika yang kini tengah menjangkit Amerika. Virus itu diduga menyebabkan mikrosefali, kelainan serius pada bayi sejak lahir.

Sebelumnya, cara untuk menyalurkan mRNA cukup sulit dirancang, walaupun ide menggunakan komponen genetis itu ke dalam vaksin sudah ada dalam beberapa dasawarsa.

“Alhasil, para peneliti menyimpan vaksin RNA ke dalam molekul yang bentuk dan muatan listriknya telah dimanipulasi sehingga vaksin dapat memasuki sel sebagaimana halnya virus,” kata Daniel Anderson, pengajar biologi terapan dan teknik kimia MIT.

Ilmuwan telah mengembangkan dan menguji vaksin guna menanggulangi Ebola serta virus flu H1N1 pada tikus dalam laboratorium. Hasilnya, vaksin itu 100 persen efektif mencegah penyakit, tulis kajian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, Juli.

Sejak saat itu, menurut Khan, para peneliti telah menguji vaksin RNA untuk penyakit Zika ke tikus, dan hasilnya cukup sukses.

"Partikel berukuran nano memasuki sel dan mengeluarkan RNA. Nantinya, RNA menyalin data genetis dirinya sendiri, dan membuat protein anti-gen yang menciptakan respon imun. Jadi, ini adalah jenis protein sama yang ditemukan dalam vaksin," ujar Anderson.

Baca juga artikel terkait VIRUS ZIKA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari