Menuju konten utama

Peneliti Indonesia Gunakan Nuklir untuk Benda Cagar Budaya

Peneliti Indonesia telah mengembangkan teknologi yang memanfaatkan tenaga nuklir untuk mengidentifikasi keaslian benda cagar budaya.

Peneliti Indonesia Gunakan Nuklir untuk Benda Cagar Budaya
(Ilustrasi) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl terlihat dari kota ditinggalkan Pripyat di Ukraina, Jumat (22/4). Antara Foto/Reuters/Gleb Garanich.

tirto.id - Peneliti Indonesia telah mengembangkan teknologi yang memanfaatkan tenaga nuklir untuk mengidentifikasi keaslian benda cagar budaya. Tim peneliti ini terdiri dari pakar akrkeometalurgi UGM Prof. Timbul Haryono, pakar nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof. Samin Prihatin, dan motivator Surabaya Johan Yan.

"Penelitian kali pertama di dunia menggunakan teknologi nuklir untuk mengidentifikasi benda cagar budaya," ucap Johan Yan di sela peluncuran buku penelitiannya yang bertajuk "Maha Nandi dalam Perspektif Arkeometalurgi dan Teknologi Nuklir" di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/11) seperti dilansir Antara.

Menurutnya, hingga saat ini masih banyak pihak menganggap nuklir adalah benda berbahaya. Hal pertama yang terlintas ketika mendengar kata nuklir adalah senjata pemusnah massal dan sumber kehancuran peradaban. Padahal, jika diolah oleh ahlinya, nuklir bisa menjadi teknologi pembantu kehidupan manusia, salah satunya adalah mengidentifikasi keaslian sebuah peninggalan peradaban yang telah punah.

Tim peneliti berharap hasil penelitian tersebut dapat mengantisipasi pelaku atau mafia cagar budaya yang sengaja melakukan kecurangan, seperti praktik pemalsuan benda bersejarah, pencurian untuk selanjutnya dilelang di luar negeri, dan lain-lain.

Johan Yan, yang juga merupakan Komisaris Total Quality Indonesia, juga menerangkan bahwa dengan cara yang ditemukan timnya, keaslian benda cagar budaya dapat diketahui dalam waktu kurang dari 10 menit saja. Hal tersebut dapat diketahui karena tinjauan dilakukan dengan menyasar komposisi logamnya.

"Kalau dibandingkan dengan metode konvensional seperti C14 atau sampling memerlukan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-berbulan, dan yang pasti destruktif," katanya.

Prof Samin Prihatin turut menambahkan bahwa metode ini merupakan hal relatif baru dan pertama kali di dunia teknologi nuklir.

"Hal ini akan mampu mendorong kalangan akademisi terutama yang bergerak dalam bidang arkeologi untuk terus berinovasi dalam penggunaan nuklir sebagai upaya menyelematkan serta melestarikan benda-benda cagar budaya di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf turut memberikan apresiasi terhadap penemuan dan penelitian ini. Penggunaan metode tenaga nuklir ini sebagai wujud menjaga keaslian benda cagar budaya dinilai sebagai hal yang mengejutkan.

"Saya akui kurang paham tentang metode apa yang paling tepat, tapi melihat perkembangan ilmu tekonologi seperti sekarang ini, penemuan apapun dalam rangka memastikan cagar budaya asli atau tidak patut itu sangat layak diapresiasi," ucapnya.

Baca juga artikel terkait CAGAR BUDAYA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Teknologi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh