Menuju konten utama

Pendapatan AirAsia Indonesia Naik, Tapi Biaya Operasional Bengkak

Pendapatan AirAsia Indonesia naik pada kuartal I 2019. Namun, biaya operasional AirAsia Indonesia pada periode yang sama juga mengalami kenaikan. 

Pendapatan AirAsia Indonesia Naik, Tapi Biaya Operasional Bengkak
Pesawat AirAsia lepas landas dari Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, Indonesia. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - AirAsia Indonesia (CMPP) mencatatkan perbaikan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) pada kuartal I tahun 2019. Pendapatan AirAsia Indonesia pada kuartal I 2019 mencapai Rp1,3 triliun atau mengalami kenaikan 58 persen dibanding catatan pada periode yang sama tahun 2018, yakni Rp843 miliar.

Namun, peningkatan pendapatan itu juga dibarengi kenaikan biaya operasional sebesar 26 persen. Pada kuartal I 2019, biaya operasional AirAsia Indonesia tercatat senilai Rp1,412 triliun. Sementara pada kuartal I 2018, biaya operasional AirAsia hanya mencapai Rp1,116.

Akibatnya, keuangan AirAsia Indonesia masih tercatat minus Rp79,393 miliar pada kuartal I 2019. Meski begitu, angka itu masih lebih baik dibanding kondisi keuangan AirAsia Indonesia pada kuartal I 2018 yang tercatat minus Rp273,143 miliar.

Direktur Utama Airasia Indonesia, Dendy Kurniawan mengatakan kondisi keuangan perusahaannya di kuartal I 2019 menunjukkan perbaikan meski biaya operasional naik 26 persen.

Dari sisi pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, mengalami perbaikan,” ucap Dendy dalam paparannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) AirAsia Indonesia di Jakarta pada Senin (24/6/2019).

Dendy mengatakan perbaikan keuangan maskapainya didukung dengan adanya sejumlah efisiensi. Misalnya penurunan biaya per unit (CSAK) sebanyak 12 persen.

Disamping itu, ia juga menyebutkan load factor AirAsia juga mengalami kenaikan dari 81 persen pada kuartal I 2018 menjadi 87 persen pada kuartal I 2019.

“Kami selalu meningkatkan efisiensi, dibuktikan dari tingginya utilisasi pesawat 12,2 jam per pesawat per hari. Tentunya ini akan membantu biaya pesawat kami, karena dipakai atau tidak, sewa pesawat kan bayarnya tetap sama,” ujar Dendy.

Menurut Dendy, biaya operasional yang mengalami kenaikan bersumber dari pengeluaran untuk bahan bakar dan sewa pesawat.

“Tapi, biaya yang lain berhasil kami turunkan,” kata Dendy.

Baca juga artikel terkait MASKAPAI PENERBANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom