Menuju konten utama

Pencarian Sriwijaya SJ-182 Dihentikan Sementara karena Cuaca Buruk

Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 beserta penumpangnya untuk sementara dihentikan karena cuaca buruk.

Pencarian Sriwijaya SJ-182 Dihentikan Sementara karena Cuaca Buruk
Black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tiba di Dermaga JICT 2, Jakarta, Selasa (12/1/2021). tirto.id/ Andrey Gromico

tirto.id - Upaya pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 beserta penumpangnya untuk sementara dihentikan karena cuaca buruk.

"Terpaksa [dihentikan] karena cuaca buruk ekstrem, tinggi gelombang 2,5 meter," kata Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Abdul Haris Achadi di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (13/1/2021) dilansir dari Antara.

Ia mengatakan bahwa Kapal KN SAR Karna yang membawa tim penyelam, tenaga medis, dan unsur lain yang terlibat dalam upaya untuk menemukan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dan penumpangnya harus putar balik ke dermaga JICT 2 setelah diterpa gelombang tinggi.

"Kita lihat saja goyangan kapalnya sekarang," kata Haris sambil menunjuk ke kapal KN SAR Karna berbadan sedang yang berada di tepi dermaga JICT 2.

Ia mengatakan bahwa upaya pencarian akan dilanjutkan setelah kondisi cuaca mendukung.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ 182 yang menerbangi rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu (9/1) jatuh di wilayah perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat Boeing 737-500 yang lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Sabtu (9/1) pukul 14.36 WIB itu menurut data manifes membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.

Selasa (12/1/2020) kemarin, Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan.

"Pukul 16.40, KSAL melaporkan bahwa FDR sudah ditemukan," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di dermaga Jakarta International Container Terminal II, Tanjung Priok.

Sementara Cockpit Voice Recorder (CVR) masih terus diupayakan dicari. Hadi meyakini CVR juga akan segera ditemukan di titik penemuan FDR. Lewat analisis terhadap FDR, sikap pesawat, ketinggian, kecepatan, kondisi mesin, dan bidang kendali pesawat bisa diketahui. Sementara lewat analisis CVR, akan diketahui apa saja percakapan pilot dan kopilot selama penerbangan.

FDR diserahkan kepada Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito sebagai komandan operasi pencarian. Lantas benda itu diserahkan langsung kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT-lah yang akan menganalisisnya.

Baca juga artikel terkait SRIWIJAYA AIR JATUH

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto