Menuju konten utama

Pencairan Dana Kereta Cepat Jakarta-Bandung Masih Diupayakan

Selain dana pinjaman yang belum cair, proyek kereta cepat juga terkendala dengan masalah pembebasan lahan di sejumlah titik.

Pencairan Dana Kereta Cepat Jakarta-Bandung Masih Diupayakan
Sebuah truk melintas di area proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Kawasan perkebunan Walini Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (17/3). ANTAR FOTO/Novrian Arbi.

tirto.id - PT Wijaya Karya Tbk (Wika) saat ini tengah berupaya agar pinjaman dana dari China Development Bank (CDB) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa segera cair. Seperti diungkapkan Direktur Keuangan Wika, Antonius N.S. Kosasih, usaha pencairan dana tersebut menyusul perkembangan proses pembebasan lahan yang sudah mencapai 85 persen.

“Mengenai kereta cepat Jakarta-Bandung, kami sedang negosiasi pencairan dengan CDB, karena mereka minta pencairan itu kalau lahan sudah selesai dibebaskan 100 persen,” kata Antonius di Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Besaran pinjaman yang akan diberikan CDB sendiri mencapai Rp53 triliun. Oleh karenanya, Wika berharap setidaknya ada pencairan dana hingga mencapai 30 persen di tahun ini.

Selain dana pinjaman yang belum cair, proyek kereta cepat juga terkendala dengan masalah pembebasan lahan di sejumlah titik. Masih diungkapkan Antonius, titik yang masih banyak belum dibebaskan berada wilayah Karawang. “Itu karena di sana banyak kawasan industri,” ungkap Antonius.

Sementara itu untuk lahan seluas 15 hektar di wilayah Halim, Antonius menyatakan pihaknya telah membuat kesepakatan dengan TNI Angkatan Udara. Menurut rencana, di Halim tersebut nantinya akan digunakan sebagai depo dan kawasan komersial yang berbasis transportasi modern.

Namun terlepas dari sejumlah proyek Wika yang masih dalam pengerjaan, Wika mengklaim kinerja mereka pada 2016 lalu telah memperoleh pencapaian tersendiri. Seperti diungkapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2016 (RUPST) yang berlangsung Jumat (17/3) sore di Jakarta, Wika memperoleh pencapaian laba tertinggi sepanjang sejarah Perseroan mereka di 2016, yakni sebesar Rp 1,01 triliun.

Pendapatan laba bersih tersebut melonjak 161,88 persen dibandingkan pencapaian yang didapat pada 2015, yakni Rp608,15 miliar.

Tingginya laba yang diraup pada tahun lalu pun mendorong Wika untuk membagikan dividen sebesar Rp303,55 miliar atau 30 persen dari laba bersih. “Dividen tersebut merupakan dividen terbesar yang pernah dibagikan Wika terkait dengan pencapaian laba tertinggi sepanjang sejarah Perseroan,” demikian menurut keterangan tertulis yang diterima Tirto.

Sebelumnya, melalui keterangan resmi yang diedarkan pada pertengahan Februari 2017 lalu, Direktur Utama Wika, Bintang Perbowo mengatakan tingginya laba yang diperoleh pada 2016 mendorong pihaknya untuk membukukan hasil yang lebih tinggi lagi.

“Dengan semakin cepat dan semakin banyaknya Wika memenangkan kontrak-kontrak baru, kami meyakini bahwa pencapaian penjualan dan laba tahun ini akan lebih baik dari 2016,” kata Bintang.

Wika sendiri telah menargetkan, besaran kontrak yang akan mereka hadapi pada tahun ini mencapai Rp103 triliun. Adapun jumlah tersebut lebih tinggi 24 persen dari kontrak yang mereka hadapi pada tahun lalu, yakni Rp83 triliun.

Baca juga artikel terkait PROYEK KERETA CEPAT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto