Menuju konten utama

Pemkab: 5.000 Rumah di Sumba Timur Rusak Diterjang Siklon Seroja

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, NTT menyatakan 5.000 unit rumah penduduk rusak ringan dan berat akibat siklon Seroja.

Pemkab: 5.000 Rumah di Sumba Timur Rusak Diterjang Siklon Seroja
Warga bersama anaknya duduk di dekat truk tangki yang terguling akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan sekurangnya ada 5.000 unit rumah penduduk di daerah ini yang rusak ringan dan berat akibat terjangan angin kencang siklon tropis Seroja pada Minggu (4/4) 2021.

"Data sementara sudah 5.000 unit rumah penduduk yang rusak akibat terjangan angin kencang yang melanda daerah ini pada Minggu (4/4) dan Senin (5/4)," kata Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu (7/4/2021).

Menurut dia, data 5.000 unit rumah penduduk yang rusak itu masih bersifat sementara karena tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur masih melakukan pendataan di lapangan.

"Rumah yang rusak bisa lebih dari 5.000 unit karena proses pendataan masih berlangsung di semua kecamatan," katanya.

Dia menambahkan kerusakan serupa juga menimpa kantor-kantor pemerintah maupun swasta di daerah ini.

Ia mengatakan terjangan angin kencang akibat badai siklon tropis Seroja memiliki dampak yang luas bagi daerah itu. Sebagai akibat siklon, ribuan rumah penduduk maupun infrastruktur jalan rusak dan jembatan serta Bendungan Kambaniru yang jebol akibat terjangan banjir.

Selain itu, kata dia, ada 22 kecamatan di Kabupaten Sumba Timur yang terdampak bencana badai siklon tropis Seroja.

"Kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Kambera. Banyak rumah penduduk rusak akibat terjangan angin kencang dan lahan pertanian tergenang air banjir," katanya.

Kendati dampak bencana alam itu sangat luas namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, demikian Khristofel Praing.

Baca juga artikel terkait BANJIR NTT

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Maya Saputri