Menuju konten utama

Pemilu 2019: Beda Exit Poll, Quick Count, dan Real Count

Exit poll dan quick count adalah prediksi, sementara real count adalah hasil penghitungan resmi KPU.

Petugas Penanganan Pra Sarana dan Sarana Umum (PPSU) membantu proses pendistribusian logistik pemilu 2019 di GOR Senen, Jakarta, Selasa (16/4/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Exit Poll, Quick Count, dan Real Count, tiga istilah ini biasanya ramai dibicarakan di hari pemilihan umum. Ketiganya menunjukkan angka-angka suara yang diperoleh para calon yang dipilih, bisa presiden dan wakil presiden, partai politik, atau anggota legislatif.

Meskipun menunjukkan hal yang sama, tingkat keakuratan ketiganya berbeda.

Exit poll dan quick count adalah prediksi, sedangkan real count merupakan hasil penghitungan sebenarnya dan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Walaupun sama-sama memprediksi, exit poll dan hitung cepat memiliki tingkat keakuratan dan metodologi berbeda.

Dalam proses hitung cepat, lembaga survei memprediksi melalui pengamatan dan pencatatan data hasil penghitungan suara langsung dari setiap tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi sampel dan dipilih secara acak.

Di Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), misalnya, sampel dipilih dengan metode stratified systematic cluster random sampling. TPS dikelompokkan menurut wilayah dapil DPR RI dan status pedesaan-perkotaan. Dari masing-masing kelompok, dipilih TPS secara random sampling dengan jumlah proporsional.

“Hasil hitung cepat bisa diketahui segera karena data dari TPS dikirim relawan ke pusat data centre lewat aplikasi android SMS dan dihitung secara otomatis,” tulis SMRC dalam metodologi hitung cepat yang digelar hari ini, Rabu, 17 April 2019.

Dari total 809.497 TPS di Indonesia, SMRC memilih 6.000 TPS di 80 daerah pemilihan (dapil). Margin of error hitung cepat mereka diperkirakan 0,47% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hitung cepat yang dilakukan SMRC bisa disimpulkan bila selisih antara dua calon lebih dari dua kali margin of error, yakni 0,94%.

Sementara itu, lewat exit poll, lembaga survei memprediksi hasil pemilu dengan menanyai langsung para pemilih setelah mereka keluar dari bilik suara.

Populasi exit poll sama dengan hitung cepat, yakni seluruh pemilih yang datang ke TPS. Hanya saja, dalam exit poll, ada kemungkinan responden berbohong, menyebutkan pilihan lain dari yang sebenarnya dipilih di bilik suara.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Politik
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Fahri Salam
-->