Menuju konten utama

Pemerintah: Tren Kasus COVID-19 Turun 11 Persen, ODP-PDP Meningkat

Doni Monardo juga mengklaim laboratorium tes hanya bisa memeriksa 6 ribu-7 ribu spesimen per hari karena sumber daya terbatas.

Pemerintah: Tren Kasus COVID-19 Turun 11 Persen, ODP-PDP Meningkat
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) didampingi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

tirto.id - Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo mengklaim terjadi penurunan penambahan kasus COVID-19. Pertumbuhan kasus baru menurun 11 persen, meski jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meningkat.

"Kami lihat bahwa ada tren yang mendatar dan menurun, sementara yang kami saksikan juga jumlah spesimen atau jumlah ODO-PDP yang diperiksa juga mengalami peningkatan," kata Doni usai rapat bersama Presiden Jokowi secara daring, Senin (4/5/2020).

Kendati demikian, lanjut doni, pemerintah masih belum memastikan tren itu dengan realitas di lapangan. Sebab, laboratorium tes COVID-19 belum bisa bekerja optimal.

Ia mengatakan, laboratorium hanya bisa memeriksa 6 ribu hingga 7 ribu spesimen per hari karena kekurangan sumber daya manusia.

Kini, pemerintah meminta bantuan dari Ikatan Dokter Indonesia untuk membantu penambahan personel karena para pekerja lab hanya mampu bekerja 8 jam sehari, sementara pemerintah ingin meningkatkan jam kerja menjadi 16 jam per hari dan target tes 10 ribu per hari.

"Mungkin baru bisa kami ketahui secara lebih pasti lagi daerah mana yang mengalami penurunan secara signifikan, mana yang mendatar, mana yang mungkin mengalami peningkatan," kata Doni bila target-target itu optimal.

Selain itu, pemerintah mewaspadai kemungkinan ada klaster baru yang menjadi episentrum penyebaran COVID-19 seperti klaster Gowa, Jamaah Tabligh, klaster pabrik, hingga klaster mudik.

Untuk klaster pabrik, misalnya, pemerintah sudah mulai meminta perusahaan untuk mengistirahatkan pekerja. Beberapa dari mereka menjalani tes cepat dan isolasi mandiri bagi mereka yang reaktif COVID-19.

Sementara itu, untuk buruh migran dan anak buah kapal, pemerintah mencatat sekitar 12.758 ABK dan 70.367 buruh migran kembali ke Indonesia.

Pemerintah akan mengatur memulangkan mereka dengan melibatkan TNI, Polri, Gugus Tugas, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan, sesuai instruksi presiden.

"Dalam dua pekan ke depan, sekitar 17 kapal pesiar akan berlabuh di Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Benoa (Bali)," kata Doni.

Sementara itu, pemerintah mengimbau masyarakat tidak mudik dan bersabar, ujar Doni.

"Di sejumlah provinsi, bahkan ada beberapa yang kasusnya 0, jangan sampai gara-gara kehadiran pemudik malah menimbulkan persoalan baru, sementara banyak keterbatasan di daerah, dokter terbatas, perawat terbatas, rumah sakit terbatas," kata Doni.

Per 3 Mei, menurut data pemerintah, ada tambahan 349 kasus positif corona sehingga total 11.192 kasus COVID-19. Pasien meninggal dunia bertambah 14 menjadi 845 orang. Sementara pasien yang sembuh bertambah 211 menjadi 1.876 orang.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Hendra Friana