Menuju konten utama

Pemerintah Masih Temukan Siswa Terpapar COVID-19 di Jakarta

Menkes Budi sebut pemerintah masih menemukan siswa di Jakarta terpapar COVID-19 selama menjalankan PTM.

Pemerintah Masih Temukan Siswa Terpapar COVID-19 di Jakarta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/3/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, pemerintah terus mengawal pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) karena ingin agar murid tidak kehilangan momen untuk meningkatkan pengetahuan.

Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan metode aktif surveilance 10 persen dari total sekolah di kabupaten/kota. Dari 10 persen sekolah, mereka lantas membagi lagi berbasis kecamatan dan mengambil 30 sampel untuk murid dan 3 untuk guru di tiap sekolah.

Budi mengaku, pemerintah sudah menjalankan program ini di Jakarta pekan lalu. Dalam temuan Kemenkes pekan lalu, masih ada siswa yang terpapar COVID.

"Memang kita temui masih adanya positivity rate dari pelajar-pelajar yang ada di sekolah-sekolah Jakarta," kata Budi dalam keterangan, Senin (4/10/2021).

Budi menuturkan, pemerintah sudah menentukan ambang batas sekolah untuk tetap membolehkan PTM atau tidak. Ia menegaskan, sekolah dengan batas positivity rate di atas 5 persen wajib ditutup.

"Kami sudah menentukan kalau misalnya positivity rate dari satu sekolah itu di atas 5% maka sekolahnya kita minta tutup dulu selama dua Minggu sambil memperbaiki protokol kesehatannya. kemudian kita mulai lagi sekolahnya," kata Budi.

Sementara itu, pemerintah akan menerapkan karantina satu kelas orang-orang yang terpapar di satu kelas jika angka positivity rate 1-5 persen dari hasil surveilance. Kelas lain diperbolehkan melaksanakan PTM seperti biasa.

Sementara itu, PTM tetap berjalan jika positivity rate di bawah 1 persen. Mereka yang terjaring surveilance akan dilakukan penanganan, kontak tracing serta mengarantina kontak erat.

Budi mengatakan metode ini akan terus dilakukan bersama Kemendikbud untuk mengidentifikasi pelajar-pelajar yang terpapar COVID sehingga pemerintah tidak perlu menutup satu kota.

Budi pun menambahkan, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan surveilance sebagai upaya memonitor dan mencegah penyebaran varian baru COVID seperti MU maupun lambda hingga mutasi varian lama seperti mutasi varian delta di Indonesia dan beberapa di dunia.

"kita monitor secara ketat untuk memastikan kita siap dan tidak terlambat kalau ada masuknya mutasi-mutasi baru ini ke Indonesia yang sangat kita jaga dengan cukup ketat di semua perbatasan kita," kata Budi.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH TATAP MUKA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz