Menuju konten utama

Pemerintah Klaim Biodiesel Berhasil Tekan Impor BBM & Hemat Devisa

Direktur Utama BPDPKS, menjelaskan pihaknya telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 33,07 juta KL dengan penghematan devisa Rp209,62 triliun.

Pemerintah Klaim Biodiesel Berhasil Tekan Impor BBM & Hemat Devisa
Seorang petugas berada di depan mobil tangki yang melakukan pengisian BBM ke mobil tangki di area pengisian otomatis (New Gantry System) Integrated Terminal BBM Jakarta, Plumpang, Senin (23/12/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.

tirto.id -

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat sejak 2015 hingga 2021 penggunaan kelapa sawit sebagai bahan campuran biodiesel berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghemat devisa dari berkurangnya impor solar.

Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman, menjelaskan pihaknya telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 33,07 juta KL dengan penghematan devisa sebesar Rp209,62 triliun serta pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 juta ton CO2e.

“Dengan tren peningkatan harga minyak dunia dan ekspektasi normalisasi harga CPO, maka diharapkan selisih harga biodiesel dan solar di 2022 lebih baik,” jelas dia dalam Konferensi Pers akhir tahun BPDPKS Selasa, (28/12/2021).

Ia juga mengklaim bahwa kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia, salah satunya sebagai sumber devisa negara non migas, penyedia lapangan kerja, serta menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan di Indonesia.

Dalam mendukung industri pengolahan di Indonesia, kelapa sawit menjadi tumbuhan industri penghasil minyak masak, minyak industri, margarin, lilin, sabun, industri kosmetik, industri farmasi hingga menjadi bahan bakar biodiesel.

Bahkan sisa pengolahan kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi kompos, campuran bahan pakan ternak, biogas dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait BIODISEL atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari