Menuju konten utama

Pemerintah Kaji Peluang Impor Gas Untuk Indonesia Barat

Pemerintah tengah mengkaji peluang untuk mengimpor gas bagi wilayah Indonesia barat. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menekan harga gas sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun demikian, terkait harga gas tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan menegaskan pemerintah akan fokus pada industri yang memberikan dampak pada rakyat.

Pemerintah Kaji Peluang Impor Gas Untuk Indonesia Barat
Menko Maritim dan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut B. Panjaitan di auditorium gedung BPPT, Jakarta. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Di tengah isu penyesuaian harga gas yang tengah berkembang, pemerintah mengaku tengah melakukan kajian terhadap peluang untuk mengimpor gas bagi wilayah Indonesia bagian barat.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan yang mengatakan bahwa peluang impor gas itu dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan harga gas industri guna meningkatkan daya saing Indonesia.

Luhut di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (11/10/2016), mengatakan pasokan gas alam cair (LNG) untuk industri di wilayah Aceh, misalnya, selama ini dipasok dari Papua. Jarak distribusi gas yang jauh itulah, lanjutnya, yang disinyalir menjadi salah satu penyebab tingginya harga gas industri.

"Itu harus kita pikirkan, kenapa kita tidak impor saja dari somewhere, misalnya Malaysia atau Brunei yang lebih murah misal $3 - 4 per MMBTU," katanya.

Menurut mantan Menkopolhukam itu, gas tersebut nantinya diregasifikasi di negara tersebut untuk kemudian dikirim ke wilayah industri di Indonesia bagian barat seperti Aceh atau Medan (Sumatera Utara).

"Sampai di Medan kami hitung-hitung [harganya] bisa $8, berkurang dari $13. Itu mungkin bisa ditekan lagi jadi $6," ujarnya.

Namun demikian, tidak semua penurunan harga gas dipukul rata menjadi sekitar $6 per MMBTU. Pasalnya, menurut Luhut, ada industri yang sudah meraup untung dengan harga gas sekitar 8 dolar AS per MMBTU.

Ia menekankan, penurunan harga gas akan signifikan diberikan kepada industri yang memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

"Ada industri yang sudah untung dengan harga gas $8. Kami tidak mau kasih dia harga $6 karena hanya menambah untung dia saja. Yang kami mau itu kalau diberikan berdampak kepada rakyat. Misalnya pupuk atau petrokimia. Itu mereka kami kasih," katanya.

Adapun untuk wilayah Indonesia bagian timur yang masih kelebihan pasokan gas, akan ada opsi untuk ekspor. "Untuk barat sedang kami exercise [bahas impornya] dari Brunei, Malaysia, atau Timur Tengah. Untuk yang Indonesia timur bisa saja kita ekspor," katanya.

Baca juga artikel terkait GAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara